MINDSETseperti inilah yang ingin saya gambarkan pada Anda: 1. Bahwa sebenarnya MENJUAL itu MUDAH 2. Bahwa seni MENJUAL sudah ter"download" di benak kita dan dalam diri kita sejak kecil 3. Bahwa dalam MENJUAL perlu "Meminta." Mengapa? Karena jika tidak meminta, tentu tidak akan mendapatkan hasilnya 4. Growth mindset adalah salah satu pola pikir yang harus dimiliki jika ingin sukses dalam karier. Namun, apakah kamu sudah paham maksud dari istilah yang satu ini? Jika dilihat secara harfiah, growth mindset adalah pola pikir yang berkembang. Jadi, pemilik pola pikir yang satu ini tidak akan mau diam dan ingin selalu belajar banyak hal. Penasaran dengan pembahasan growth mindset lebih dalam? Berikut ini Glints persiapkan rangkumannya hanya untukmu. Yuk, disimak! Definisi Growth Mindset © Dilansir dari Thomas Edison State University, Carol Dweck pertama kali mengenalkan dua istilah pola pikir yaitu growth mindset dan fixed mindset lewat bukunya yang berjudul Mindset The New Psychology of Success. Dari buku tersebut, psikolog di Stanford University tersebut menyebutkan bahwa growth mindset adalah salah satu kunci untuk mendapatkan suatu kesuksesan. Artinya, individu yang memiliki growth mindset adalah mereka yang akan selalu percaya bahwa bakat yang dimilikinya selalu dapat dikembangkan. Pengembangan bakat tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan kerja keras, menggunakan strategi yang tepat saat bekerja, hingga mendengarkan masukan dari orang lain. Hal ini memiliki arti bahwa orang yang memiliki growth mindset akan berpikir bakat yang dimilikinya sejak lahir adalah sebuah permulaan. Jadi bakat tersebut tidak akan menjadi patokan kesuksesannya. Mereka akan selalu belajar demi mendapatkan banyak keterampilan baru yang akan membantunya mendapatkan kesuksesan dalam karier. Salah satu hal menarik dari pemilik growth mindset adalah mereka tidak akan takut gagal. Bahkan, kegagalan sering disebut sebagai hambatan menuju kesuksesan yang harus ditaklukan. Hal itu sangat berbeda dengan pemilik fixed mindset yang lebih mengandalkan pada bakat untuk meraih kesuksesan. Dilansir dari Education Reform, Carol Dweck menyebutkan bahwa pemilik fixed mindset adalah orang-orang yang percaya dengan kualitas dasarnya seperti bakat dan kecerdasan yang bersifat tetap. Jadi, biasanya mereka akan menghabiskan waktu untuk mendokumentasikan dan memamerkan kecerdasannya dan bukan mengembangkannya seperti yang dilakukan oleh pemilik growth mindset. Selain itu, bakat yang dimilikinya sangat dipercaya dapat menciptakan kesuksesan meskipun tanpa melakukan usaha apa pun. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa perbedaan growth mindset dan fixed mindset sangatlah mencolok dan mempengaruhi caranya memandang bakat. Manfaat Growth Mindset Menurut CareerOne, setidaknya ada 5 manfaat yang bisa kamu dapatkan jika memiliki growth mindset. Di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan kepercayaan diri Setiap orang pasti memiliki kelemahannya masing-masing. Banyak dari mereka yang justru menjadi insecure dengan kelemahannya. Orang dengan growth mindset justru tetap akan percaya diri karena ia mau berusaha memperbaiki kelemahannya tersebut. 2. Belajar skill baru Saat melamar pekerjaan, ada kemungkinan bahwa kamu tidak 100% memiliki skill yang dibutuhkan. Namun, recruiter tetap akan tertarik padamu jika kamu memiliki growth mindset. Mengapa? Mindset inilah yang bisa membuatmu terbuka untuk belajar hal baru. Hal ini memiliki arti bahwa orang dengan growth mindset tidak merasa puas dengan ilmu yang dimilikinya. 3. Mau menerima tantangan Tak hanya di dunia kerja, kamu pasti menemukan tantangan baru di mana pun kamu berada. Tantangan ini yang bisa membuatmu jadi lebih baik, secara personal maupun profesional. Fixed mindset hanya akan menghambatmu untuk berkembang. 4. Mendapatkan kesempatan baru Manfaat growth mindset selanjutnya adalah kemudahan untuk mendapat kesempatan baru. Seiring kamu memperbaiki diri secara terus-menerus, opprtunity akan datang dengan sendirinya. Siapa pun akan tertarik untuk bekerja sama dengan orang yang selalu terbuka untuk memperbaiki diri dan belajar hal baru. 5. Mudah menerima feedback Feedback adalah hal yang sangat berguna untuk membantu kamu belajar dari kesalahan. Terkadang, kita tidak menyadari kekurangan atau bahkan kelebihan kita sendiri. Artinya, kalau kamu memiliki growth mindset, kamu akan melihat feedback sebagai kesempatan untuk belajar. Bukan untuk menyerang atau mengungkit keselahanmu. Kesalahpahaman Umum Mengenai Growth Mindset © Lewat Harvard Business Review, Carol Dweck pernah menuliskan beberapa kesalahpahaman yang sering terjadi dalam memandang growth mindset. Berikut ini penjelasannya 1. Saya selalu memiliki growth mindset dan akan selalu memilikinya Kalimat di atas sering diucapkan seseorang yang merasa memiliki growth mindset. Sayangnya, masih banyak yang kebingungan dengan perbedaan growth mindset dan berpikiran terbuka. Menurut Dweck, tidak ada seorang pun yang memiliki growth mindset yang “alami” karena semua orang memiliki campuran dari growth dan fixed mindset. Namun, jika pola pikir berkembang lebih besar, akan membuatnya memiliki growth mindset. Begitu juga sebaliknya, jika pola pikirnya lebih cenderung tetap dan tidak menyukai perubahan, akan lebih memiliki fixed mindset. 2. Growth mindset hanya tentang memuji dan penghargaan pada usaha yang dilakukan Growth mindset adalah pola pikir yang membuat kita ingin selalu mengembangkan diri dan memiliki berbagai keterampilan baru. Jadi, saat dikatakan bahwa growth mindset adalah sarana untuk memuji dan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan tentunya sangat salah. Memiliki growth mindset akan membuat kita selalu produktif untuk belajar hal baru. Setiap proses pembelajaran mulai dari mencari bantuan dari orang lain atau bahkan mengalami kegagalan merupakan proses yang akan selalu dihargai. Jadi dalam studi yang dilakukan Dweck, growth mindset tidak hanya upaya memberikan penghargaan pada usaha yang dikeluarkan saja, tapi juga menghargai setiap proses pembelajarannya. 3. Hanya dengan mendukung growth mindset, maka semua akan menjadi lebih baik Saat ini sudah banyak sekali perusahaan yang mendukung agar karyawannya memiliki growth mindset. Namun, jika hanya mendukung saja tanpa tahu konsekuensinya, maka bisa disebut jika itu hanya basa-basi saja. Perusahaan yang mendukung karyawannya memiliki growth mindset tentunya akan paham dengan risiko kegagalan. Pasalnya, dalam proses belajar dan pengembangan diri, kegagalan adalah hal yang pasti terjadi. Jadi, misalnya perusahaan mengaku mendukung karyawan memiliki growth mindset tapi melarang mereka berbuat salah dan hanya meminta kesuksesan, itu hanyalah omong kosong belaka. Jika memang ingin memiliki karyawan yang selalu tumbuh, maka kompetisi tidak sehat di antara karyawan harus dihapuskan. Selain itu, kolaborasi karyawan juga harus selalu didukung agar mereka bisa mengembangkan diri dengan lebih mudah. Cara Melatih Growth Mindset Berikut ini adalah beberapa cara untuk melatih growth mindset sebagaimana dilansir dari Psychology Today 1. Perhatikan pikiran dan ucapanmu Langkah pertama dalam melatih growth mindset adalah berhati-hati dengan pikiran dan ucapanmu. Keduanya adalah hal yang sangat berpengaruh untukmu. Jika ucapan dan pikiranmu negatif, maka hasilnya pun bisa negatif. Gantilah pikiran dan ucapan negatif menjadi sugesti positif untuk melatih growth mindset. 2. Jadilah realistis Terkadang, kita menentukan standar yang tidak realistis untuk diri sendiri. Standar seperti ini bisa mempersulitmu untuk berkembang, termasuk menerapkan growth mindset. Coba turunkan standarmu dan lebih realistis bahwa setiap orang pasti melakukan kesalahan dan membutuhkan waktu yang berbeda untuk mencapai sesuatu. 3. Hadapi tantangan yang datang Untuk bisa mempraktikkan growth mindset secara langsung, kamu harus siap menghadapi tantangan apapun yang datang kepadamu dengan penuh keberanian. Jika kamu mulai merasa takut, segera berusaha alihkan pikiranmu menjadi lebih positif. Kamu adalah satu-satunya orang yang bisa mengendalikan pikiranmu dan memutuskan apa yang harus dilakukan. 4. Berhenti cari validasi Validasi eksternal juga bisa menghalangimu untuk berkembang, lho. Yang kamu butuhkan hanyalah approval dari diri sendiri. Growth mindset adalah hal yang berkaitan erat dengan pikiran. Self-acceptance bisa bantu kamu untuk selalu berpikir positif dan percaya bahwa kamu bisa menjadi lebih baik. 5. Isi mindset assessment Nah, jika kamu memerlukan cara yang practical, kamu bisa temukan berbagai mindset assessment tools untuk bantu kamu mengevaluasi pengembangan dirimu. Salah satunya bisa kamu dapatkan di Mindset Kit. Dengan adanya panduan tersebut, semoga kamu lebih mudah untuk melatih growth mindset, ya. Contoh Penerapan Growth Mindset © Develop Good Habits memberikan beberapa contoh yang bisa kita lakukan untuk menerapkan growth mindset, berikut adalah penjelasannya. 1. Tidak ada kata terlambat untuk belajar Pemilik growth mindset tidak akan takut untuk belajar hal baru. Meskipun, mereka tidak lagi muda tapi keinginan untuk belajar tidak akan pudar. Tidak ada kata terlalu tua untuk mulai belajar sesuatu. Meskipun kemampuan otak sudah tidak lagi sama seperti saat masih muda, tapi keinginan belajar masih sangat tinggi. Jadi, buat kamu yang saat ini masih muda, jangan pernah takut untuk belajar hal baru yang bisa membantumu meningkatkan pengembangan diri demi karier yang cemerlang. 2. Tidak apa mengalami kegagalan Kegagalan memang akan membuat kita merasakan banyak emosi negatif mulai dari sedih, marah, dan kecewa. Akan tetapi, bagi pemilik growth mindset hal itu bukanlah akhir dunia. Pasalnya, setelah gagal pasti akan ada hal baru yang dapat dijadikan pelajaran. Jadi saat kamu mengalami kegagalan, jangan putus semangat dan jadikan hal itu sebagai pembelajaran yang akan membantumu menjadi lebih dekat dengan kesuksesan. 3. Saya selalu menghargai kritik Tidak semua orang mampu menerima kritikan. Mereka yang merasa bahwa kritik adalah ucapan untuk menyerang dirinya merupakan orang dengan fixed mindset. Kritik yang membangun sangatlah penting untuk membantu kita menjadi lebih baik. Jadi, saat hasil kerjamu mendapatkan kritikan yang membangun, cobalah terima dengan lapang dada. Kemudian, dari kritikan tersebut carilah hal yang bisa membuatmu menjadi lebih baik. Jangan selalu berpikir bahwa kritik adalah hal yang buruk bagimu. 4. Saya bisa semakin mahir dalam suatu hal jika mencobanya Seseorang yang memiliki growth mindset percaya bahwa ia bisa semakin mahir melakukan sesuatu jika terus mencobanya. Sehingga, jika kamu merasa belum mahir melakukan suatu hal jangan menyerah terlebih dahulu. Percayalah bahwa kamu akan semakin baik melakukan suatu hal jika terus berusaha mencobanya. 5. Saya belajar dari orang lain yang telah sukses Salah satu contoh dari penerapan growth mindset adalah belajar dari orang lain yang telah sukses. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan skills atau pengetahuan baru yang mungkin belum dimiliki sebelumnya. Sehingga, kamu bisa berkembang menjadi lebih baik lagi sebagai seorang manusia. Hal tersebut tentu lebih baik ketimbang merasa iri terhadap pencapaian orang lain yang telah sukses. 6. Tantangan ini menjadi kesempatan baik bagi saya untuk belajar Tantangan adalah hal yang akan terus kita temukan dalam hidup. Namun terkadang, ada rasa takut yang menghantui ketika harus menghadapinya. Tetapi, seseorang yang memiliki growth mindset tidak akan mendengarkan rasa takutnya. Justru, ia akan langsung menghadapinya. Hal ini karena ia percaya bahwa tantangan merupakan kesempatan yang baik untuk belajar. 7. Saya percaya pada diri sendiri Memiliki rasa percaya diri adalah salah satu contoh dari penerapan growth mindset. Sehingga, ia tidak akan merasa minder ketika dihadapkan oleh beragam masalah atau tantangan dalam hidupnya. Hal ini karena seseorang dengan growth mindset percaya bahwa dirinya bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah atau tantangannya. Growth mindset adalah pola pikir yang sebaiknya dimiliki oleh siapa pun. Pasalnya, dengan pola pikir ini kita akan mau selalu berusaha untuk bekerja keras dan menjadi lebih baik. Selain artikel ini, di Glints Blog, kamu bisa temukan banyak sekali pembahasan lain tentang skill penting di dunia kerja. Mulai dari hard skill hingga soft skill penting di kantor, semuanya ada di sini! Yuk, jangan ketinggalan tips dan insights terkini dengan baca artikel terbaru di sini! Fixed Mindset vs. Growth Mindset What’s the Difference and Why Does It Matter? GROWTH MINDSET What Having a “Growth Mindset” Actually Means 20 Growth Mindset Examples to Change Your Beliefs

Orangorang yang memiliki mindset berkembang percaya bahwa dengan berusaha menggunakan segala keterampilan mereka, kemampuan mereka juga akan ikut berkembang. Mereka berpikir bahwa dengan belajar dan berlatih, keterampilan mereka dapat meningkat seiring berjalannya waktu.

Mindset adalah pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan atau kesuksesan seseorang. Dengan memahami mindset, seseorang dapat mengenali dan memahami diri sendiri. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui bagaimana mindset mempunyai andil besar bagi kehidupan adalah terkait dengan cara pandang seseorang tentang kehidupannya. Mindset bisa menjadi penentu seseorang bisa atau tidak dalam menghadapi situasi apa pun. Pola pikir ini yang nantinya akan memengaruhi cara berpikir dan berperilaku dalam situasi apa orang masih terjebak dengan pemikiran bahwa kecerdasan atau bakat adalah sesuatu yang dimiliki sejak lahir. Padahal, kecerdasan dan bakat bisa dikembangkan seiring berjalannya waktu dan upaya. Hal itu yang kemudian diurai dalam sebuah apa sebenarnya yang dimaksud dengan mindset dan bagaimana cara pembentukannya? Mindset adalah kumpulan pola pikir yang membentuk keyakinan untuk berpikir memahami semua aspek. Mindset memengaruhi pandangan dan cara seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Sederhananya, mindset adalah keyakinan yang mengarahkan cara seorang individu menangani suatu mengenai mindset pertama kali dikemukakan oleh Psikolog Universitas Stanford, Carol Dweck pada 2006. Dweck membandingkan keyakinan yang berbeda tentang dari mana kemampuan orang berasal. Menurutnya, keyakinan memiliki peran penting dalam apa yang diinginkan dan apakah keinginan itu akan dan rekan-rekannya lebih dari 30 tahun lalu menjadi tertarik dengan sikap siswa tentang kegagalan. Mereka memperhatikan bahwa beberapa siswa bangkit kembali, sementara siswa lain tampak hancur bahkan oleh kemunduran melakukan beberapa penelitian, Carol memberikan bukti bahwa kunci cara berpikir, merasa, dan berperilaku bukan tentang kemampuan, tetapi keyakinan orang tentang kemampuan mereka. Kemudian Carol menciptakan istilah mindset tetap dan mindset berkembang untuk menggambarkan keyakinan mendasar yang dimiliki orang tentang pembelajaran dan MindsetSetidaknya ada dua sumber utama pembentukan mindset, yaitu pujian dan pembelaan. Dalam penelitian Dweck, menemukan bahwa anak-anak berperilaku sangat berbeda tergantung pada jenis pujian yang mereka menemukan bahwa pujian pribadi, atau memuji anak atau melabeli mereka sebagai “pintar”, mempromosikan pola pikir tetap. Sementara, pujian akan proses, di sisi lain menemukan upaya yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan tugas. Ini menyiratkan keberhasilan mereka adalah karena upaya yang mereka mindset tetap didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-kualitas seseorang sudah ditetapkan. Jika seseorang memiliki sejumlah intelgensi, kepribadian, dan karakter moral tertentu. Adapun ciri-ciri orang dengan mindset tetap adalah seperti berikutMemiliki keyakinan bahwa intelegensi, bakat, dan sifat adalah fungsi hereditas atau adanya terancam dengan kesuksesan mindset berkembang didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-kualitas dasar seseorang adalah yang dapat diolah melalui upaya-upaya tertentu. Meskipun manusia mungkin berbeda dalam segala hal, dalam bakat dan kemampuan awal, minat atau temperamen setiap orang bisa berubah melalui pengalaman. Berikut ciri-ciri mindset berkembang, di antaranyaSelalu belajar dari kritikMenerima tantangan dan bersungguh-sungguh positif terhadap pelajaran dan mendapatkan inspirasi dari kesuksesan orang keyakinan intelegensi, bakat, dan sifat bukan merupakan Mindset Pola Pikir dalam Mengatasi Persoalan, Hambatan, dan Tantangan Mencapai Kesuksesan Adanya persoalan atau masalah obstacles dalam mencapai kesuksesan merupakan kepastian. Namun dengan memiliki growth mindset pola pikir pertumbuhan yang benar, insya Allah bisa mengatasi segala macam hambatan dan tantangan yang salah satu pola pikir atau mindset yang terpenting dalam mengatasi persoalan yang muncul dalam perjalanan menuju kesuksesan seseorang adalah pola pikir pertumbuhan growth mindset. Dari banyak kajian mengenai psikologi manusia, ditemukan bahwa manusia memiliki potesi tumbuh dan berkembang, bukan hanya fisiknya, namun juga pemikiran, mental dan demikian, jika seseorang telah mengadopsi suatu pola pikir bahwa masalah akan selalu ada dalam perjalanan menuju kesuksesannya, namun sekaligus juga menjadi peluang bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang, maka dia seakan telah mempersiapkan dirinya untuk mampu mengatasi berbagai persoalan yang akan muncul di jalan menuju sukses pasti mengandung banyak persoalan. Bahkan jalan yang lurus-lurus saja, tampaknya nol hambatan, justru bisa menghantarkan pada bahaya, bahkan kehancuran. Ingatlah bagaimana Nokia yang dikenal sebagai produsen HP nomor satu dunia pada tahun 90-an justru hilang tidak berbekas eksistensinya pada saat HP Android muncul dan mengalahkannya pada tahun Nokia bisa mengalami hal seperti itu? Barangkali bisa kita amati dari salah satu pernyataan Nokia yang terkenal, “Kami tidak melakukan kesalahan apa pun. Tiba-tiba saja kami kalah dan punah.” Hal ini seolah-olah menunjukkan, Nokia mungkin tidak pernah bermasalah sehingga tidak merasa perlu belajar dan mengasah kemampuan dirinya untuk terus tumbuh dan sebuah kutipan quote dari Frank A. Clark yang mengatakan, “If you find a path with no obstacles, it probably doesn’t lead anywhere.” Artinya kurang lebih, “Jika Anda menempuh jalan yang tidak memiliki hambatan apa pun, kemungkinan besar tidak akan menghantarkan Anda ke mana pun.”Ubah Pola Pikir Supaya BerhasilBanyak faktor yang menentukan kesuksesan seseorang. Entah faktor lingkungan, keluarga dan makanan pada otak manusia yang setiap hari pastinya bertambah. Ada beberapa slogan yang berkata; “New Mindset, New Result.” yang berarti pemikiran yang baru akan menjadikan hasil yang baru akan sedikit membahas tentang beberapa pemikiran orang-orang sukses. Apakah pemikiran mereka sama seperti pemikiran orang awam seperti kita? Komplekskah? Atau sebaliknya, lebih simple dari pada pemikiran sebagian besar orang?Pola pikir seorang dengan orang lainnya pasti berbeda, namun ada beberapa aspek yang seragam dalam pikiran orang-orang sukses, antara lain;BertumbuhKetika semua orang takut kehilangan apa yang ia miliki, sebaliknya, orang sukses berpikir berbeda. Mereka justru berpikir mendapatkan sesuatu lebih banyak untuk dirinya sendiri. Ini adalah salah satu alasan mengapa orang kaya akan menjadi semakin kaya adalah karena mereka fokus dengan pertumbuhan mereka Diri SendiriOrang sukses membuat sebuah komitmen yang condong kepada diri sendiri dari pada ke orang lain. Ini adalah salah satu hal yang berkaitan dengan mengikuti segala yang mereka katakan, itu akan membuat mereka dapat diandalkan. Sebagian besar manusia membuat komitmen dengan menipu diri sendiri. Kebalikannya, orang sukses tidak yang JelasBertanyalah pada orang biasa, “Apakah yang di inginkan dalam hidup ini? Mengapa mereka bekerja sangat keras?”. Orang-orang awam tidak akan spontan memberikan alasan. Mereka akan berpikir dahulu baru menjawab, jawabannya pun klasik. Namun berbeda dengan orang sukses, mereka akan memberi jawaban yang jelas dengan spesifik, dan akan menjelaskan tanpa henti tanpa berpikir Jawab yang BesarBerbeda dengan orang biasa yang cenderung membebani orang lain dan menyalahkan diri sendiri karena kesalahannya, orang sukses akan mengambil semua tanggung jawab yang mereka rasa mereka bisa tiap tanggung jawab yang diambil, pastinya ada resiko yang terjadi. Jika sesuatu hal terjadi, kemungkinan besar ini adalah salah dari diri mereka sendiri. Dengan melakukan hal tersebut, mereka sering membebani diri sendiri, namun mereka akan lebih sering belajar untuk mengatasi setiap masalah dalam kehidupan mereka. Dalam pemikirannya; “Aku yang mengendalikan diriku sendiri. & aku akan mewujudkannya jika hal tersebut tidak terjadi dengan sendirinya.”Menjadi Seseorang yang PositifIni adalah salah satu hal yang terpenting dan faktor terbesar dalam pemikiran/ mindset yang harus dimiliki seorang yang sukses. Jika kegagalan terjadi, mereka memiliki kemampuan untuk bangkit lagi, dan memiliki pikiran terbuka dengan hati yang mudah menerima keadaan. Pesimis dan berpikiran negatif tidak akan menjadikan suasana menjadi lebih baik, bahkan menjadi lebih pandangan orang sukses, hidup mereka akan lebih baik jika berpikir positif dan yang kita tanam dalam diri itulah yang akan muncul, seperti halnya negatif dan positif, jika kita menanam hal yang positif maka yang muncul adalah sesuatu hal yang positif Takut untuk MencobaOrang sukses sendiri tidak akan takut untuk mencoba. Banyak sekali perbedaan pandangan orang tua zaman dulu dan sekarang. Contohnya saja dalam hal pendidikan; orang tua zaman dulu berharap anaknya dapat belajar dengan giat dan rajin agar nilai lebih baik, karena nilai adalah salah satu faktor dari kesuksesan. Namun orang zaman sekarang berpikir, jika anak hanya perlu ijazah untuk menjadi sukses karena anak yang pintar akan mengetahui zaman sekarang lebih takur mencoba sesuatu hal yang baru karena mereka tidak berani mengambil resiko yang ada. Namun tidak ada yang namanya kesuksesan tanpa adanya kegagalan. Jika kita gagal 100 kali maka coba lah 101 Cara Berpikir Orang SuksesSalah satu kisah nyata yang akan kita angkat adalah kisah hidup seorang Colonel Sanders, siapa sih yang tidak tahu dia? Beliau merupakan pendiri Kentucky Fried Chicken KFC. Sebelum nama KFC sendiri menjadi tren dan favorit banyak kalangan saat ini, kisah dibaliknya pun sangat menarik untuk belajar dari 1 sosok ini, beliau memulai pekerjaannya di usia 10 tahun menjadi seorang buruh tani. Hal tersebut dilakukan Colonel karena ayahnya mengalami patah tulang hingga merambat pada penyakit lainnya yang menyebabkan akhirnya meninggal sehingga ibunya yang menjadi tulang punggung sulung dari 3 bersaudara ini pun gagal dalam pendidikannya. Ia terpaksa keluar dari sekolah pada kelas 7 Setara dengan SMP kelas 1. Pada usia beranjak 13 tahun, ia memilih untuk pergi untuk bekerja menjadi tukang cat. Ia berpindah pekerjaan lagi menjadi seorang buruh tani kembali pada sebuah perternakan. Hal ini tidak menutup semangatnya. Ia tidak sama sekali terintimidasi dengan masalalunya, tidak menyalahkan salah satu sumber, Colonel Sanders juga pernah ditolak dalam pekerjaannya. Ia sempat mencoba melamar pada sebuah restoran cepat saji juga ditolak. 1009 kali merupakan jumlah penolakan yang diterimanya. Jumlah yang banyak ini pun tetap tidak membuat kolonel menjadi proses pembangunan KFC sendiri, kolonel juga sebanyak 2x harus menutup bisnisnya ini, ada dari kejadian kebakaran lokasi, perang dunia ke 2 pada perintisan salah satu restoran makanan favorit kita KFC. Pastinya setelah 50 tahun berproses dan mencoba beberapa pekerjaan, merasakan penolakan, dan pendidikan yang kegigihan, tidak takut ditolak, tidak terpuruk, berani mengambil tanggung jawab, memiliki tujuan yang jelas telah membawa Colonel Sanders menjadi sukses. Berpikirlah diluar kotak, jangan batasi pikiran dan semangat, sebab pemikiranmu akan membawa masa depanmu!Demikian artikel ini, semoga bermanfaat! KeepSpirit
THEPOWER OF MINDSET Rahasia Menjadi Pribadi yang Sehat Secara Mental Terinspirasi dari kisah nyata perjalanan kehidupan penulis, Twinika Sativa Febriandini yang berupa kumpulan p

What Is a Mindset? Your mindset is a set of beliefs that shape how you make sense of the world and yourself. It influences how you think, feel, and behave in any given situation. It means that what you believe about yourself impacts your success or failure. According to Stanford psychologist Carol Dweck, your beliefs play a pivotal role in what you want and whether you achieve it. Dweck has found that it is your mindset that plays a significant role in determining achievement and success. Mindsets can influence how people behave in a wide range of situations in life. For example, as people encounter different situations, their mind triggers a specific mindset that then directly impacts their behavior in that situation. Fixed vs. Growth Mindsets According to Dweck, there are two basic mindsets fixed and growth. If you have a fixed mindset, you believe your abilities are fixed traits and therefore can't be changed. You may also believe that your talent and intelligence alone lead to success, and effort is not required. On the flip side, if you have a growth mindset, you believe that your talents and abilities can be developed over time through effort and persistence. People with this mindset don't necessarily believe that everyone can become Einstein or Mozart just because they try. They do, however, believe that everyone can get smarter or more talented if they work at it. Here are some fixed vs. growth mindset examples. Fixed Mindset Growth Mindset Either I’m good at it or I’m not. I can learn to do anything I want. That's just who I am. I can't change it. I'm a constantly evolving work in progress. If you have to work hard, you don't have the ability. The more you challenge yourself, the smarter you become. If I don’t try, then I won’t fail. I only fail when I stop trying. That job position is totally out of my league. That job position looks challenging. Let me apply for it. Press Play for Advice On Growth Hosted by Editor-in-Chief and therapist Amy Morin, LCSW, this episode of The Verywell Mind Podcast shares how to build a growth mindset. Click below to listen now. Subscribe Now Apple Podcasts / Spotify / Google Podcasts How Mindset Forms So how is your mindset created in the first place? Dweck's research reveals two primary sources praising and labeling, both of which occur in early childhood. The Impact of Praise In a landmark series of experiments, Dweck and her colleagues found that kids behaved very differently depending on the type of praise they received. They found that personal praise, or praising a child’s talents or labeling them as “smart," promotes a fixed mindset. It sends a message to a child that they either have an ability or they don't, and that there is nothing they can do to change that fact. Process praise, on the other hand, emphasizes the effort a person puts in to accomplish a task. It implies their success is due to the effort and the strategy they used, both of which they can control and improve over time. Here’s an example of how they’re different. If your child gets a good grade on a math test, personal praise might be, “See, you are good at math. You got an A on your test.” Process praise, on the other hand, might sound like this “I’m impressed by how hard you studied for your math test. You read the material over several times, asked your teacher to help you figure out the tricky problems, and tested yourself on it. That really worked!” Adults can take steps to ensure that their children develop growth mindsets by praising efforts not results. By focusing on the process rather than the outcome, adults can help kids understand that their efforts, hard work, and dedication can lead to change, learning, and growth both now and in the future. The Impact of Labels Labeling, which involves assigning people characteristics based on stereotypes or associations with different groups, can also lead to the development of fixed or growth mindsets. A person who holds a stereotype that girls are bad at math or that boys are bad at reading may form a fixed mindset about their own abilities in those specific domains. For example, researchers have found that just having students check boxes about sex and race was enough to invoke internalized stereotypes that affected test performance. The Impact of Mindset Your mindset plays a critical role in how you cope with life's challenges. When a child has a growth mindset, they tend to have a hunger for learning and a desire to work hard and discover new things. This often translates into academic achievement. As adults, these same people are more likely to persevere in the face of setbacks. Instead of throwing in the towel, adults with a growth mindset view it as an opportunity to learn and grow. On the other hand, those with fixed mindsets are more likely to give up in the face of challenging circumstances. In her book "Mindset The New Psychology of Success," Dweck writes that those with fixed mindsets are constantly seeking the validation to prove their worth not just to others, but also to themselves. Carol Dweck "I've seen so many people with this one consuming goal of proving themselves in the classroom, in their careers, and in their relationships. Every situation calls for a confirmation of their intelligence, personality, or character. Every situation is evaluated Will I succeed or fail? Will I look smart or dumb? Will I be accepted or rejected? Will I feel like a winner or a loser? — Carol Dweck What Is My Mindset? Do you have a fixed or growth mindset? To find out, start by reading the following statements and decide which ones you agree with most You're born with a certain amount of intelligence and it isn't something that can be matter who you are, there isn't much you can do to improve your basic abilities and are capable of changing who they can learn new things and improve your either have particular talents, or they don't. You can't just acquire talent for things like music, writing, art, or working hard, and practicing new skills are all ways to develop new talents and abilities. If you tend to agree most with statements 1, 2, and 5, then you probably have a more fixed mindset. If you agree most with statements 3, and 4, 6, however, then you probably tend to have a growth mindset. How to Unfix a Fixed Mindset While people with a fixed mindset might not agree, Dweck suggests that people are capable of changing their mindsets. Here's how. Focus on the journey. An important factor when building a growth mindset is seeing the value in your journey. When you're fixated on the end result, you miss out on all the things you could be learning along the way. Incorporate "yet." If you're struggling with a task, remind yourself that you just haven’t mastered it “yet.” Integrating this word into your vocabulary signals that despite any struggles, you can overcome anything. Pay attention to your words and thoughts. Replace negative thoughts with more positive ones to build a growth mindset. Take on challenges. Making mistakes is one of the best ways to learn. So, instead of shying away from challenges, embrace them. Verywell Mind uses only high-quality sources, including peer-reviewed studies, to support the facts within our articles. Read our editorial process to learn more about how we fact-check and keep our content accurate, reliable, and trustworthy. O'Keefe PA, Dweck CS, Walton GM. Implicit theories of interest Finding your passion or developing it? Psychol Sci. 2018;29101653-1664. doi Gunderson EA, Gripshover SJ, Romero C, Dweck CS, Goldin-Meadow S, Levine SC. Parent praise to 1- to 3-year-olds predicts children’s motivational frameworks 5 years later. Child Dev. 2013;8451526-1541. doi Steele CM, Aronson J. Stereotype threat and the intellectual test performance of African Americans. J Pers Soc Psychol. 1995;695797-811. doi Dweck CS. Mindset The New Psychology of Success. Updated Edition. Ballantine Books; 2007. Moser JS, Schroder HS, Heeter C, Moran TP, Lee Y-H. Mind your errors Evidence for a neural mechanism linking growth mind-set to adaptive posterror adjustments. Psychol Sci. 2011;22121484-1489. doi By Kendra Cherry, MSEd Kendra Cherry, MS, is a psychosocial rehabilitation specialist, psychology educator, and author of the "Everything Psychology Book." Thanks for your feedback!

Thepower of mindset The power of mindset artinya. The power of mindset by apostle joshua selman. The power of mindset quotes. The power of mindset ppt. The power of mindset pdf. If you are a parent or child, have relationships, are in position to influence others, worry about reaching or growing - basically if you are breathing - then you

Bagaimana kita melihat sesuatu, itu bergantung kepada perintah pikiran, Misalnya saja, apakah kita melihat tugas sebagai beban atau tantangan. Bagaimana kita melihat sebuah peristiwa, menimbang pekerjaan, menyikapi persoalan, itu berpulang kepada bagaimana kita berpikir atau mindset. Mindset merupakan lensa terdalam yang kita gunakan dalam melihat dunia apakah kita melihat dunia secara positif ataukah sebaliknya; apakah kita memandang keberhasilan orang lain sebagai inspirasi atau melihatnya dengan rasa iri dan curiga. “Kebahagiaan Anda berhubungan dengan mindset Anda, bukan dengan lingkungan di luar diri Anda,” kata Steve Maraboli dalam Life, the Truth, and Being Free. Banyak buku ditulis mengenai mindset dan cara berpikir, berikut ini beberapa di antaranya yang menarik, penting, relevan, dan membantu kita dalam membenahi mindset dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Iklan Mindset, Carol Dweck Sejak ditemukan’ oleh psikolog Carol Dweck, gagasan mindset menjadi isu sentral yang kerap dibicarakan bila orang membahas prestasi dan keberhasilan. Carol memilah mindset ke dalam dua kategori fixed mindset dan growth mindset. Mindset pertama cenderung memandang kapasitas, kecerdasan, bahkan perilaku orang bersifat tetap fixed. Sedangkan growth mindset beranggapan bahwa orang bisa berubah, bertambah cerdas, dan bertambah baik perilakunya. Gagasan mindset Dweck bermanfaat bukan hanya bagi individu, tetapi juga untuk kebutuhan dunia bisnis, pendidikan, hingga olahraga. Buku langka dari jenisnya ini membantu kita untuk berubah secara positif dalam hidup dan karier. Orang-orang yang memiliki pola pikir positif growth mindset akan berusaha mengembangkan dirinya, memperbaiki perilaku dan kebiasaannya, meningkatkan ketrampilan dan kecerdasannya baik intelektual maupun non-intelektual. Dweck menunjukkan bahwa kita mampu mengubah mindset pada tahap kehidupan yang manapun, asalkan ada motivasi untuk berubah. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik dalam banyak aspek kehidupan kita. Put Your Mindset at Work, James Reed dan Paul G. Stoltz Pentingnya mindset digambarkan oleh James Reed dan Paul G. Stoltz seperti ini “Pola pikir itu bukan sekedar mengalahkan keahlian, tapi mengalahkan dengan kekuatan bak tanah longsor.” Maksud mereka, mindset jauh lebih penting dan mendasar dibanding keahlian—begitu mindset berubah, banyak hal akan berubah. Dua psikolog tersebut menyusun 20 kualitas pola pikir terpenting yang menjadi pilihan para manajer. Enam kualitas teratas ialah bersikap jujur dan dapat dipercaya masing-masing 100%, berkomitmen dan mampu beradaptasi 99,77%, serta bertanggung jawab dan fleksibel 98,60%. Reed dan Stoltz menyebutkan, pola pikir Global, Good, Grit 3G merupakan saripati seluruh kualitas mindset yang dikehendaki oleh pemberi kerja. Global terkait keterbukaan dalam menerima pengalaman dan ide baru, serta kemampuan membuat koneksi dan menciptakan kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada. Good berkenaan dengan bagaimana kita melihat dan memperlakukan dunia dengan cara yang menguntungkan orang-orang di sekeliling kita. Grit berarti keteguhan dalam mengupayakan sesuatu. Karya Reed dan Stoltz ini relatif lebih praktis dan bermanfaat untuk diterapkan di dunia kerja. Berpikir Besar, Bertindak Kecil, Jason Jennings Buku ini dirancang oleh Jennings terutama untuk para pebisnis. Resep berpikir besar, bertindak kecil’ menjadi daya dorong pertumbuhan bisnis secara konsisten dan menguntungkan. Jennings menemukan resep itu dari studinya atas perusahaan-perusahaan yang berhasil mencetak pertumbuhan 10% setiap tahun secara terus-menerus. Jennings memadukan dua unsur penting, yakni berpikir dan bertindak, yang satu besar dan yang satu lagi kecil. Jadi terkesan kontradiktif. Namun Jennings menunjukkan bagaimana dua hal yang terkesan berlawanan itu menimbulkan dampak perubahan yang besar, dalam konteks berpikir besar dan bertindak kecil. Ia membagi perpaduan pikiran dan tindakan ke dalam empat kategori. Pertama, berpikir kecil, bertindak kecil. Perusahaan seperti ini memiliki ambisi tunggal mencukupkan nafkah bagi pemiliknya. Mereka pelit untuk berinvestasi. Kedua, berpikir kecil, bertindak besar. Karena jarang punya gagasan orisinal, perusahaan jenis ini berpuas diri dengan melebih-lebihkan prestasi masa lampau. Mereka bertindak seolah-olah perusahaan besar. Ketiga, berpikir besar, bertindak besar. Dipersenjatai dengan gagasan besar yang lezat, mereka mulai dengan rekam jejak yang menjanjikan kantor mewah, gaji besar, dsb. Kemudian, terjadi sesuatu yang mengirim mereka ke sisi gelap. Keempat, berpikir besar, bertindak kecil. Pemikiran besar mereka didasarkan pada ide-ide besar yang otentik, murni untuk memecahkan masalah pelanggan, membuat sesuatu jadi lebih baik, atau menciptakan nilai. Termasuk di dalam kategori terakhir inilah, menurut Jennings, orang-orang dan perusahaan-perusahaan yang berbuat benar. Keberhasilan mereka dihubungkan oleh garis merah yang sama berpikir besar, bertindak kecil. Buku ini inspiratif, bukan hanya bagi perusahaan, tapi juga bagi individu manusia. Kekuatan Berpikir Negatif, Bob Knight Knight memulai bukunya dengan pengantar yang menggugat kesadaran kita akan optimisme, yang menurutnya, agak berlebihan. “Pemikir positif pada umumnya merasa bahwa jalannya akan benar dan tidak bakal salah apabila ia meyakininya,” tulis Knight. “Pemikir negatif tidak meyakininya.” Knight banyak memberi contoh dari pengalamannya sebagai pelatih tim bola basket. Dengan berpikir negatif, ia bersikap waspada dalam menyongsong setiap pertandingan. Salah satu nasihatnya kepada para pemain ialah mengabaikan atau gagal melihat potensi kesalahan akan mendatangkan kegagalan. Sudut pandang negatif ini sebenarnya sudah diajarkan di masa Yunani kuno. Menurut sebagian filsuf masa itu, kadang-kadang cara terbaik untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti ialah fokus bukan pada skenario terbaik, tetapi pada skenario terburuk. Dengan mengambil kearifan dari kepelatihannya, Knight memiliki dua kata favorit dalam Bahasa Inggris yang berulang kali ia ucapkan, yakni No’ dan Don’t’. “Kata no dan don’t merupakan bagian penting dari kekuatan berpikir negatif,” tulisnya. Frasanya memang negatif, kata Knight, tapi bila dipakai dengan tepat kata-kata itu bisa mendatangkan hasil yang sangat positif. Dalam hemat saya, Knight telah menawarkan cara berpikir yang berbeda untuk sampai pada tujuan yang sama kesuksesan. Blink, The Power of Thinking without Thinking, Malcolm Gladwell Keunikan cara pandang Malcolm Gladwell bukan hanya berhenti pada The Tipping Point 2000. Dalam buku pertamanya ini, Gladwll menjelaskan bahwa tindakan-tindakan kecil dapat meletupkan epidemi sosial’—istilah yang ia beri konotasi positif. Dalam Blink, yang terbit lima tahun kemudian, Gladwell menawarkan kehebatan intuitive thinking. Sebenarnya, menurut Gladwell, intuitive thinking bukan pikiran yang datang entah dari mana, melainkan pikiran yang muncul dari alam-bawah-sadar lantaran pengalaman yang tertimbun dalam otak. Kita memberi perhatian terlampau banyak pada tema-tema besar’ dan terlalu sedikit pada momen-momen selintas’ dan melupakan sama sekali kekuatan intuisi. Meski sukses, karya Gladwell ini tidak luput dari kritik. Blink dituding mendorong orang untuk malas berpikir. Kendati begitu, Blink telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 25 bahasa. “Dengan Blink, saya ingin agar orang-orang memanfaatkan kekuatan besar intuisi mereka dengan serius,” kata penulis ini. Dan saya kira, Gladwell menawarkan sudut pandang berbeda yang layak dipertimbangkan. Itulah setidaknya lima judul buku yang menantang cara berpikir Anda. Saatnya untuk percaya bahwa faktor utama yang memengaruhi capaian seseorang bukanlah kemampuan yang sudah ia punyai, melainkan kemampuan-kemampuan baru yang terus tumbuh dan mengarah kepada suatu tujuan. Dan itu berpulang kepada cara berpikir. *** Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.
ThePower of MIndeset Assalamualaikum wr wb, Bismillahirrahmanirrahim, . Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya. Sholawat serta Salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberi teladan dalam segala aspek kehidupan. .
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mindset,,, "pola pikir” itu yang pertamakali terlintas di dalam pikiran saya, pada saat saya diberikan tugas, untuk membuat arti kel tentang masih belum mengerti definisi dari mindset itu. Banyak teman-teman di ruang kelas saya yang membicarakan tentang mindset dan banyak dari kami yang belum mengerti tentang mindset itu. Definisi yang salah akan berakibat fatal karena keliru memahami mindset itu ?... Dalam buku "The secret Of Mindset", Adi W Gunawan, mengutip dari kamus elektronika menyebutkan mind-set terdiri dari dua kata Mind dan set. Kata "mind" berarti "sumber pikiran dan memori; pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan , ide, dan persepsi, dan menyimpan pengetahuan dan memory". Kata "Set" berarti " mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu kegiatan, keadaan utuh/solid".Mindset kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang menentukan perilaku dan pandangan, sikap, dan masa mental tertentu atau watak yang menentukan respons dan pemaknaan seseorang terhadap mindset sebenarnya kepercayaan belief, atau sekumpulan kepercayaan set of beliefs, atau cara berfikir yangmempengaruhi perilaku dan sikap seseorang. Pemikiran yang mendalam sehingga mencapai level yang di sebut dengan keyakinan. Mindset ini di bentuk dari apa yang masuk ke dalam diri kita selama bertahun-tahun. Lihat Pendidikan Selengkapnya BecauseEratosthenes had the presence of mind to experiment to actually ask whether back here, near Alexandria a stick cast a shadow near noon on June the 21 st. Karena Eratosthenes telah kehadiran pikiran untuk bereksperimen Untuk benar-benar bertanya apakah kembali ke sini, dekat Alexandria Tongkat bayangan dekat tengah hari pada Juni 21.

Founder/CEO of Cairn Consulting Solutions; speaker, advisor and best-selling author of People First. getty Thinking back to past New Year's resolutions or this year’s, how many have you been able to keep? A person may be able to change their actions for a short period of time but without a mindset shift, a sustained change is much more challenging. In fact, a study from 2016 and updated in 2021 found that less than 10% of people who made New Year’s resolutions felt content with their results at the end of the year! Before diving into resolutions, behaviors we want to change, habits we want to break and activities we want to accomplish, it is necessary to start with our mindset. The importance of mindset not only applies to New Year’s resolutions, but also to everyday actions we take as leaders. While the skillset of leadership is important, focusing your professional development solely on the words and actions of a leader will only take you so far. For example, you can get training on conflict resolution, decision making, feedback and more, but if your mindset is still focused on the customer first, your team can feel the difference. Having the mindset of a people-first leader will help you become the leader you want to be. In addition, Harvard Business Review noted that leaders who consistently display patience see their employees' creativity, collaboration and productivity increase. If patience can have this much of an impact on employee performance, how else can a leader’s mindset create such a positive change? Let’s take a look. The Curious Mind Leaders do not need to be experts in all areas of their field. A true leader does not assume that they have all the answers and is intentional about pursuing things with a beginner’s mindset. Curiosity is about obtaining new knowledge, not pursuing another opportunity to share your thoughts and perspectives. A curious leader is also able to suspend their preconceived notions so that they can truly listen and be open to feedback, observations and advice. By intentionally demonstrating a curious mind, leaders build the team’s critical thinking and promote an environment of creativity and collaboration. The Grateful Mind The best leaders are always grateful and no matter what challenges they face, they look for the silver lining of the storm cloud. Within the unavoidable moments of trial and error, a grateful leader is able to recognize that failure is an opportunity for growth, learning and improvement. Leaders who fully embody gratefulness are also able to share this gratitude with others; this modeling and leading by example can be extremely impactful. Setting your intention toward gratitude invites others to do the same. The business becomes a place where small wins are celebrated along with the big ones. The team recognizes and appreciates the value of others. When those thoughts of gratitude are expressed, team members are more likely to push themselves to be even better. The Humble Mind Arrogance rarely yields benefits and yet it is so easy for some leaders to fall into this limiting mindset. Driven by personal ego, leaders make decisions in their own best interest and the team can see it. Overconfidence can prevent the acceptance of ideas and opinions outside of our own. It is antithetical to the Curious Mind and so limits curiosity. Leaders who embrace hubris are quick to blame others when things fall apart and may not be willing or able to take ownership of their role in the situation. A humble leader is secure in who they are and who they are not. They value awareness and acceptance of how things are and are not afraid to take responsibility. A humble mind allows you to recognize your mistakes and builds a learning culture in your organization where mistakes are seen as opportunities to get better. The Willing Mind Leaders with a willing mind are able to face challenging situations head-on. They know that avoidance will allow problems to fester under the surface until they eventually rear their ugly head. It can be uncomfortable, but tackling a problem head-on is usually the most effective and easiest way to move forward. When you demonstrate your willingness to lean in, even when things get tough, your team will follow your lead. Instead of a team that hides things from the leader, the willing leader demonstrates that it is okay to speak up even when things are tough. Your willingness to tackle the uncomfortable creates a level of safety for others to speak their mind and have a different opinion. That willingness to speak up can save money, time and even save lives. In 2022, increase your chances of having that transformation you seek for yourself, your team and your business. If you desire to become a better manager or earn that big promotion, you need to start cultivating the mind of a leader. Start with the mindset of a people-first leader. As Maya Angelou is often credited for saying, “People will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel." Forbes Coaches Council is an invitation-only community for leading business and career coaches. Do I qualify? Follow me on LinkedIn. Check out my website or some of my other work here.

Dr Ibrahim Elfiky dalam bukunya yang berjudul "Terapi Berfikir Positif" mendefinisikan Mindset sebagai " Sekumpulan fikiran yang terjadi berkali-kali di berbagai tempat dan waktu serta diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi sehingga menjadi kenyataan yang dapat dipastikan di setiap tempat dan waktu yang sama. " RENUNGAN INSPIRASI Di usia 11 tahun, Warren Buffet memiliki mindset bahwa suatu hari ia akan menjadi kaya raya. Menurutnya, menjadi kaya dimulai dari mindset. "Saya selalu yakin bahwa saya akan kaya, dan tak pernah meragukannya walau semenit pun." Ia benar-benar menjadi salah satu orang terkaya dunia. Mindset atau pola pikir mengambil peranan besar bagi manusia dalam menjalani setiap detail kehidupan. Itu karena mindset sangat mempengaruhi cara kita melihat atau memandang, menilai, memaknai, dan menindaklanjuti sesuatu mulai dari kebiasaan dan perilaku sehari-hari hingga rasa puas dalam hidup. David J. Schwartz, seorang profesor pemasaran yang juga penulis buku "The Magic of Thinking Big", mengatakan bahwa syarat mutlak menciptakan perubahan dan kualitas dalam hidup adalah dengan mengubah mindset terlebih dahulu. Kekristenan melalui beberapa ayat di dalam Alkitab mendorong setiap orang percaya untuk memiliki mindset yang positif. Memiliki mindset yang positif berarti senantiasa berpikir dan berharap bahwa hal-hal baik pasti terjadi. Isi pikiran itu adalah semua hal yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, terhormat dan hal-hal yang patut dipuji. Tentunya untuk memiliki mindset demikian kita perlu melatihnya. Latihlah diri kita dengan senantiasa merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam. Selain itu kita juga perlu melatih mindset kita dengan cara mengembangkan growth mindset, yaitu percaya bahwa kemampuan/bakat yang dimiliki selalu dapat ditumbuhkembangkan. Beberapa cara mengembangkannya adalah dengan bersikap open minded terhadap kritik, tidak mudah tersinggung, menghargai sebuah proses, mengerti bahwa kegagalan adalah bagian dari keberhasilan, mau terus belajar, dan menjalani sebuah tantangan sebagai peluang. Ingat, hal ini harus menjadi mindset pola pikir yang artinya tidak hanya muncul saat keadaan sesuai harapan saja, justru mindset yang positif akan bekerja lebih efektif ketika keadaan tak sesuai harapan, sebab "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu" Amsal 2410. Dengan begitu, kita dapat mengalahkan segala batasan-batasan yang ada, entah itu batasan kesuksesan, batasan modal, batasan kemampuan, skill, dan banyak lainnya. Sekarang kita mengerti mengapa banyak orang sukses mengatakan bahwa mindset adalah dasar utama dalam mencapai keberhasilan. Once your mindset changes, everything on the outside will change along with it. [LS] REFLEKSI DIRI 1. Mindset apa yang tertanam dalam diri Anda saat ini? Sudahkah pola pikir Anda diisi dengan semua hal yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, terhormat dan hal-hal yang patut dipuji? 2. Ceritakan pengalaman Anda ketika Anda memiliki mindset yang positif! POKOK DOA Tuhan, terima kasih telah menganugerahkan kekuatan pikiran kepadaku. Sekarang aku mengerti bahwa mindsetku benar-benar berpengaruh pada tindakan dan keadaanku. Aku mau pikiranku diubahkan agar hidupku pun berubah. Aku mau melatihnya dengan merenungkan Tauratmu, dan melakukan tindakan yang sesuai dengannya. Di dalam nama Yesus, Haleluya. Amin. YANG HARUS DILAKUKAN Change your mindset! Mindset Anda haruslah semua hal yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, terhormat dan hal-hal yang patut dipuji. HIKMAT HARI INIPikiran itu seperti otot. Semakin sering Anda melatihnya, maka tindakan Anda akan berpadanan dengan pikiran itu. .
  • lx32rmevt7.pages.dev/312
  • lx32rmevt7.pages.dev/335
  • lx32rmevt7.pages.dev/25
  • lx32rmevt7.pages.dev/143
  • lx32rmevt7.pages.dev/322
  • lx32rmevt7.pages.dev/126
  • lx32rmevt7.pages.dev/123
  • lx32rmevt7.pages.dev/147
  • lx32rmevt7.pages.dev/266
  • the power of mindset artinya