Hakikat Ilmu, Hukum Menuntut Ilmu dan Keutamaan IlmuTidak memperoleh manfaat dari ilmu artinya ilmu yang didapat tidak dapat diamalkan dan disebarkan. Salah satu penyebabnya adalah keliru ketika menuntut ilmu. Ilmu yang paling utama adalah ilmu hal. Artinya ilmu yang diperlukan saat itu. Dan yang paling penting tentu adalah ilmu agama karena setiap orang islam mestilah tahu dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Semisal salat, zakat, haji dan lain-lain. Dikarenakan untuk bisa mengerjakan yang diwajibkan ilmu, maka menuntut ilmu itupun hukumnya menjadi wajib pula. Setiap orang muslim juga mesti menuntut ilmu hati seperti tawakal, tobat, takut kepada Alloh, dan ridho karena semua itu terjadi pada segala keadaan. Ilmu hanyalah dimiliki manusia. Makhluk selain manusia tidak memilikinya. Dengan ilmulah Nabi Adam as mendapat kemuliaan sehingga para malaikat disuruh untuk bersujud kepadanya. Jadi intinya ilmu itu sangatlah penting karena ia menjadi wasilah untuk bertakwa. Mendapatkan petunjuk dari Alloh, ya dengan menuntut ilmu agama. Karena kalau tidak dituntut ya tidak bakal dapat. Orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara lebih berat bagi setan menggoda ketimbang seribu ahli ibadah yang bodoh. Orang muslim juga mesti menuntut ilmu tentang akhlak yang tercela guna menghindarinya. Setiap muslim wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Alloh, berdoa, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca alquran dan bersedekah guna terhindar dari marabahaya. Tidaklah ilmu itu kecuali untuk diamalkan. Mengamalkan ilmu berarti meninggalkan dunia untuk kebahagiaan akhirat. Setiap muslim haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu yang tidak berguna agar ilmunya tidak membahayakan dirinya. Niat Dalam Menuntut IlmuNiat menuntut ilmu haruslah ikhlas mengharap ridho Alloh, mencari kebahagiaan di akhirat, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan melestarikan Islam. Orang yang tekun beribadah namun bodoh lebih besar bahayanya daripada orang alim tapi durhaka, keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat dan tidak layak dijadikan panutan. Jangan sampai dalam niat menuntut ilmu terbersit niat supaya dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta benda dunia, atau agar mendapat penghormatan di hadapan pejabat atau lainnya. Barang siapa yang menikmat lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya. Maka ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain. Boleh menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat yang dengannya digunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan kebenaran dan menegakkan agama Alloh. Para ulama haruslah menghindari hal hal yang dapat merendahkan derajatnya. Ia harus tawadu tidak tamak terhadap harta dunia. Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun tawadhu agar ilmu dan orang agama tidak dilecehkan. Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Apa Itu KetekunanSeorang santri harus memilih ilmu yang paling baik dan yang paling cocok baginya. Dalam ilmu agama, ilmu tauhidlah yang harus diutamakan. Tinggalkan ilmu debat karena ia menjauhkan seseorang dari ilmu fikih, menyiakan umur, menimbulkan keresahan dan menimbulkan permusuhan. Carilah guru yang alim yang wara’ dan yang lebih tua dalam pengalaman. Seharusnya setiap orang bermusyawarah dengan orang alim dalam masalah menuntut ilmu dan segala urusan yang lain. Kesabaran dan ketabahan plus ketekunan adalah pokok dari segala urusan. Keberanian adalah kesabaran menghadapi kesulitan dan penderitaan. Seorang santri harus sabar dalam mengaji kepada seorang guru dan dalam satu pelajaran sampai ia benar-benar paham. Hal itu guna tidak menyebabkan waktunya sia-sia. Santri tidak boleh menuruti hawa nafsunya karena ia rendah nilainya. Barangsiapa yang kalah dengan hawa nafsu berarti ia telah kalah dari kehinaan. Santri harus tabah dengan ujian dan cobaan karena gudang ilmu itu diliputi dengan cobaan dan ujian. Ali bin abi Talib “ketahuilah kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu cerdas, semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk atau bimbingan dari guru dan waktu yang lama. Santri harus berteman dengan orang yang tekun belajar, besifat wara, dan berwatak isitiqomah juga orang orang yang suka memahami ayat ayat alquran dan hadis nabi. Jangan pilih teman yang malas, banyak bicara dan suka memfitnah. Bertemanlah dengan orang baik engkau pun akan mendapatkan petunjuk. Orang banyak rusak lantaran teman yang rusak. Malas adalah penyakit yang menular. Sebelum memilih seseorang untuk dijadikan teman, lihatlah terlebih dahulu siapa teman-temannya. Cara Menghormati Ilmu dan GuruTidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya. Cara menghormati guru antara lain tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali ada izinnya. Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam keadaan yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya di rumahnya. Intinya santri haruslah mencari keridhoaan dari gurunya. Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan ilmu tidak dapat berkah. Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku. Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci. Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu. Menghormati buku juga dengan cara tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika bersila, meletakkan buku buku tafsir di atas buku-buku lain juga tidak meletakkan apa pun di atas buku. Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. Tapi alangkah lebih baiknya bila tidak melakukannya. Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca. Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf. Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya. Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya. Sebaiknya santri tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya. Karena gurunya biasanya lebih tahu dengan yang terbaik bagi santrinya tersebut. Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya. Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar. Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak. Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Alloh. Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu,Keistiqomahan dan Cita-cita yang TinggiSantri harus bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun. Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya. Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang penuh kesengsaraan. Naiflah seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal ia mampu. Jangan terlalu banyak tidur malam hari. Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan tidur malam. Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah. Biar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak ngantuk. Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam dan akhir malam karena saat saat tersebut diberkahi. Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar. Sekedar kerja kerasmulah kamu akan diberi. Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam. Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena ia tidak akan terulang lagi. Bersungguh sungguh bukan berarti memaksakan diri. Kita tidak boleh memaksakan diri melebih dari kemampuannya. Karena kalau dipaksakan bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi Tuntutlah ilmu itu pelan pelan saja tapi kontinyu. Intinya adalah kesabaran. Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya lantaran pernah bercita tinggi. Modal pokok adalah kesungguhan. Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur. Ingin pandai tapi tidak mau sungguh sungguh tidak dapatlah ilmu kecuali sedikit. Bersungguh sungguhi tap tidak tergesa-gesa. Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar. Jauhilan sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat besar. Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu mendatangkan keburukan dan malapetaka. Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan. Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal meraih cita-cita. Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas. Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu. Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna. Orang yang ilmunya bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun ia telah meninggal. Lupa disebabkan banyak dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan makan. Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan kefasihan. Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan. Makan terlalu kenyang itu membahayakan. Orang yang banyak makan biasanya tidak disukai teman. Mulai Belajar, Ukuran dan dari hari rabu karena pada hari itu cahaya diciptakan. Para santri seharusnya memulai belajar dengan cara menghapal kitab lalu kemudian memahaminya. Setelah paham baru menambah sedikit demi sedikit. Setiap kitab atau buku sebaiknya diulang dua kali. Tapi kalau lebih tebal kalau bisa sampai sepuluh kali. Biasakanlah hal ini. Mulailah juga dari buku buku yang mudah dipaham karena ia tidak membosankan dan tidak melekat. Setelah menghapal dan memaham baru lakukanlah pencatatan. Jangan mencatat sebelum paham karena itu membuang buang waktu. Santri harus benar benar memahami apa yang dikatakan gurunya kemudian mengulang-ngulangnya hingga benar benar mengerti. Jangan biasakan tidak mau memahami apa yang disampaikan oleh pengajar, karena bisa menjadi kebiasaan sehingga ia tidak dapat memahami apa apa kecuali sedikit. Jangan lupa untuk berdoa ketika memahami pelajarannya. Setelah benar benar paham dan tidak khawatir akan lupa baru kemudian melangkah ke pelajaran selanjutnya. Cara mudah agar tidak lupa dengan pelajaran adalah dengan mengajarkannya kepada orang lain. Hal yang baik bila suatu masalah atau satu pendapat didiskusikan. Karena belajar dengan diskusi itu lebih efektif daripada belajar sendiri. Sebab dalam diskusi kita dituntut untuk lebih berpikir dan lebih maksimal. Jangan berdiskusi dengan orang yang buruk tabiatnya atau dengan orang yang tidak mencari kebenaran yang hanya ingin mempersulit orang. Santri haruslah membiasakan berpikir keras tentang pelajaran yang sukar dipahami, karena banyak dipaham lantaran dipikirkan. Jangan berbicara atau menyampaikan sesuatu sebelum berpikir agar tidak tersalah. Para santri harus terus menerus belajar kapan saja dan dari mana saja menambah pengetahuannya. Biasakanlah lisan dalam bertanya dan biasakanlah hati yang banyak berpikir. Pertanyaan yang bagus disampaikan adalah “bagaimana pendapatmu tentang masalah ini?” Sering seringlah bertukar pikiran dengan orang lain. Tidak masalah bila santri bekerja. Tapi tetaplah belajar dan jangan malas-malasan. Jangan ada alasan untuk tidak belajar. Jangan lupa untuk bersyukur mengucap hamdalah ketika paham dengan satu masalah, semoga ditambahkan oleh Alloh swt. Jauhilan sifat kikir/pelit. Belilah buku karena itu memudahkan dalam belajar dari orang lain. Jangan rakus dengan harta orang lain. Tinggalkanlah sifat tamak dengan harta orang lain dan sifat kikir dengan harta sendiri. Orang orang dulu belajar bekerja baru mencari ilmu pengetahuan agar mereka tidak tamak dengan harta orang lain. Berharaplah hanya kepada Alloh. Santri mengulang pelajaran sebaiknya konsisten. Semisal setiap harinya ia mengulang pelajaran hingga sepuluh kali. Maka lakukanlah sejumlah itu pula di hari hari berikutnya. Ingat! Pelajaran tidak akan melekat bila tidak diulang-ulang. Biasakanlah membaca dengan keras, tanda semangat supaya tidak bosan. Santri tidak boleh berputus asa karena itu berakibat buruk. Saran yang baik dalam bidang fikih adalah dengan menghapal satu kitab saja darinya dan itu akan memudahkan dalam mempelajari kitab kitab lainnya. TawakkalBertawakal lah kepada Alloh dalam masalah rezeki ketika menuntut ilmu. Tidak perlu mencemaskannya. Karena ada hadis nabi yang mengatakan orang yang memperdalam ilmu agama niscaya akan Alloh cukupkan dan Ia beri rezeki dari jalan yang tidak ia sangka-sangka. Orang yang sibuk dengan perkara rezeki dalam hal makanan dan pakaian, biasanya tidak gubris lagi dengan akhlak mulia dan hal hal yang tinggi lainnya. Manshur al hallaj berkata sibukanlah nafsumu, karena bila tidak ialah yang akan membuatmu sibuk. Orang yang berakal tidaklah boleh cemas dengan urusan dunia. Tidak memikirkan rezeki bukan berati tidak bekerja loh. Para penuntut ilmu sebaiknya menjauhi urusan duniawi sebisanya. Santri harus sabar dan tabah selama menuntut ilmu. Karena memang fitrahnya bahwa pergi menuntut ilmu berarti harus berhadapan dengan kesengsaraan. Orang yang tabah selama di dalam menuntut ilmu akan mendapatkan manis dan lezatnya ilmu. Waktu-Waktu Baik Buat BelajarJanganlah menyibukkan diri kecuali dalam menuntut ilmu. Para ulama bahkan ada yang pernah tidak nyenyak selama empat puluh tahun. Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya. Waktu yang paling baik untuk belajar adalah menjelang waktu subuh dan antara maghrib dan isya. Santri harus mempergunakan seluruh waktunya hanya untuk belajar. Andai jika timbul rasa jemu pada sebuah pelajaran hendaknya beralih kepada pelajaran yang lain. Saling Mengasihi dan MenasehatiOrang berilmu harus saling menghormati dan menyayangi sesama dan tidak iri dengki. Anak seorang alim menjadi alim pula berkat ia mengajar anak anak orang lain terlebih dahulu daripada anaknya sendiri. Jangan suka berdebat karena hal itu menyiakan waktu. Biarkanlah orang yang berlaku jahat padamu, cukuplah apa yang ia lakukan menjadi balasan kejahatannya. Bila kau ingin musuhmu mati karena sedih hati atau bertambah gelisah, maka tambahlah ilmumu sehingga ia akan semakin bertambah menderita batin. Kamu harus sibuk melakukan kebaikan dan hindarilah permusuhan. Karena bila kebaikan semakin tampak pada dirimu, keganasan musuh pun akan lenyap. Karena permusuhan hanya akan membuatmu terpojok dan membuang waktumu. Hindarilah permusuhan terlebih kepada orang yang bodoh. Jangan suka berprasangka buruk dengan orang lain karena itu sumber permusuhan. Jika perbuatan seseorang buruk berarti dugaannya pun buruk. Tambahlah kebaikan kepada orang lain sekalipun ia berbuat buruk kepadamu. Karena kelak kamu akan terlindung dari tipu dayanya dan dia akan tertimpa apa yang telah ia lakukan. Jika kamu ditipu orang jangan balas dengan menipunya. Biasanya bagi orang pandai itu ada musuh dari orang orang bodoh yang sengaja mempersulitnya. Orang orang bodoh tadi memang ingin menzaliminya saja tapi sebaiknya ia tidak menghiraukannya dan membalasnya. Mencari Tambahan Ilmu PengetahuanSantri harus menambah ilmu setiap harinya agar mendapat kemuliaan. Jangan lupa untuk membawa buku dan alat tulis guna menulis ilmu yang bermanfaat yang ia temukan. Menghapal sebaik-baik yang didengarkan. Mengatakan sebaik-baik yang dihapal. Hapalah pelajaran sedikit demi sedikit setiap harinya. Karena sesuatu yang banyak dimulai dari yang sedikit. Malam itu terlalu panjang jangan kamu habiskan untuk tidur. Siang hari itu terang benderang jangan kau redupkan dengan dosa dosamu. Santri harus memanfaatkan benar waktu selama bersama ulama. Gunakan untuk menimba pengetahuan dari mereka. Karena kalau sampai ia telah berlalu maka kesempatan itu tidak akan datang lagi. Kehinaan dan kerugian akibat dari tidak menghiraukan ilmu Alloh pada ulama. Maka berlindunglah kepada Alloh siang dan malam. Para penuntut ilmu itu harus tahan menanggung penderitaan dan kehinaan ketika menuntut ilmu. Menuntut ilmu itu tidak bisa dipisahkan dari guru dan teman teman belajar. Kamu tidak akan memperoleh kemuliaan selama kamu tidak menghinakan dirimu sendiri dengan menuntut ilmu yang penuh penderitaan. Waro’Bersikaplah waro menjaga dari hal hal yang tidak jelas halalnya. Rosululloh bersabda “Barangsiapa yang tidak berlaku wara ketika belajar ilmu maka dia akan diuji oleh Alloh dengan salah satu dari tiga hal; mati muda, tinggal bersama-sama orang yang bodoh atau diuji menjadi pelayan pemerintah. Termasuk sifat wara adalah menghindari rasa kenyang perut, banyak tidur, dan banyak bicara yang tidak berguna. Jangan suka makan makanan di pasar karena ia kurang berkahnya lantaran orang miskin menginginkannya namun tidak bisa membelinya. Para ulama salaf diberi keluasan ilmu berkah dari bersikap wara. Jauhilah menggunjing dan berkumpul dengan orang yang banyak bicara. Orang yang banyak bicara telah mencuri umurmu dan membuang waktumu. Termasuk sifat wara lagi adalah menyingkir dari orang yang suka berbuat kerusakan dan maksiat, dari orang yang suka menganggur. Karena kita bisa terpengaruh. Hadaplah kiblat ketika belajar. Jangan pernah meremehkan hal-hal adab sopan santun dan hal hal yang disunnahkan. Orang yang terbiasa meremehkan akhlak bisa meremehkan hal-hal yang sunnah dan itu bisa membawa kepada meremehkan hal-hal yang wajib. Sedangkan meremehkan ibadah wajib tentu terhalang dari perkara-perkara akhirat. Seorang santri harus memperbanyak salat dan khusyuk di dalamnya. Karena itu membantu memperoleh ilmu dan dalam belajar. Jagalah perintah dan larangan Alloh, kerjakanlah salat, tuntutlah ilmu agama, dan giatlah dalam memohon pertolongan melalui amalan yang baik, niscaya kamu akan menjadi ahli ilmu agama. Bawalah buku kemana saja untuk dipelajari. Dan catatlah apa yang kau dengar dari gurumu. Hal-Hal yang Dapat Menguatkan Hapalan dan yang MelemahkannyaHal-hal yang dapat menguatkan hapalan antara lain tekun belajar, mengurangi makan, salat malam, dan membaca Alquran. Membaca Alquran yang baik adalah dengan melihat mushaf. Perbanyaklah sholawat kepada Nabi Muhammad saw. Kuat hapalan adalah karunia dari Alloh, dan karunia Alloh tidak akan diberikan kepada orang yang maksiyat. Hal-hal yang dapat merusak hapalan antara lain banyak berbuat maksiat, banyak dosa, banyak berpikir susah, terlalu memikirkan harta, dan terlalu banyak kerja. Orang yang cemas dengan urusan dunia biasanya karena hatinya gelap. Dan orang yang senantiasa memikirkan urusan akhirat hatinya bercahaya. Dan itu terlihat dari salatnya. Sholat dengan khusyuk dan menyibukkan diri dengan mencari ilmu dapat menghilangkan penderitaan dan kesusahan. Hal-Hal yang Dapat Mempermudah Datangnya Rezeki dan yang MenghambatnyaHanya doa yang bisa menolak takdir. Terhalang rezeki lantaran dosa yang dikerjakannya. Terlebih dosa dari dusta karena dusta dapat menyebabkan kefakiran. Tidur di pagi hari bisa menyebabkan fakir harta juga fakir ilmu. Termasuk rugi bila malam dibiarkan lewat begitu saja tanpa guna, karena malam juga termasuk dari umur yang dijatah. Hal-hal lain yang dapat menghalangi rezeki ialah tidur dengan telanjang, kencing telanjang, makan dalam keadaan junub, tidur di atas lambung, membiarkan makanan yang terjatuh, membakar kulit bawang merah dan bawang putih, menyapu rumah dengan sapu tangan, menyapu rumah pada malam hari, membiarkan sampah di dalam rumah, berjalan di muka orangtua, memanggil orangtua dengan nama keduanya, membersihkan gigi dengan sembarang kayu, membersihkan tangan dengan debu, duduk di muka pintu, bersandar di daun pintu, berwudu di tempar beristirahat, menambal baju yang sedang dikenakan, membersihkan badan dengan baju, membiarkan sarang laba-laba di dalam rumah, meremehkan salat. Hal-hal yang bisa menyebabkan kefakiran antara lain tergesa keluar dari masjid ba’da subuh, terlalu pagi pergi ke pasar dan pulang paling akhir, membeli roti dari pengemis, mendoakan dengan doa yang buruk untuk anak, tidak menutup wadah, meniup lampu, menulis dengan pulpen yang diikat, menyisir rambut dengan sisir yang patah, tidak mau mendoakan orangtua, mengenakan surban dengan duduk, mengenakan celana dengan berdiri, kikir dan pelit, terlalu hemat, menunda atau meremehkan segala urusan. Rosululloh Saw bersabda “Memohonlah kalian turunnya rezeki dengan bersedekah”. Adapun hal-hal yang bisa mendatangkan rezeki antara lain bangun pagi sekali, menulis dengan tulisan yang indah, bermuka ceria, dan berbicara dengan perkataan yang baik. Hal lainnya mencuci pakaian, menyapu halaman, sholat dengan khusyuk, sholat dhuha, membaca surah waqiah, almulk, allail, muzammil, alam nasyrah, di waktu malam, datang ke masjid sebelum azan dikumandangkan, mendawamkan wudhu, salat sunah fajar dan witir di rumah, dll. Jangan membicarakan hal-hal duniawi setelah salat witir. Jangan banyak bergaul dengan perempuan, terkecuali ada hajat. Jangan membicarakan hal hal yang tidak bermanfaat. Siapa yang mengerjakan hal tidak berguna berarti ia telah kehilangan hal yang berguna. sayyidina Ali bin Abi Thalib kwh berkata siapa yang sempurna akalnya niscaya sedikit bicaranya. Berbicara itu hiasan sedangkan diam itu keselamatan. Jangan banyak berbicara, bicaralah seperlunya saja. Memang mungkin kita akan menyesal bila diam tapi itu tidak seberapa dengan menyesal karena bicara. Salah satu amalan murah rezeki adalah bacaan “subhanalloh al azhim subhanalloh wa bihamdih astagfirulloh wa atubu ilaih”; Ø³Ø¨ØØ§Ù† الله العظيم Ø³Ø¨ØØ§Ù† الله Ùˆ بØÙ…ده Ø§Ø³ØªØºÙØ±Ø§Ù„له Ùˆ اتوب اليه dibaca setelah terbit fajar hingga menjelang sholat subuh. “La ilaha illalloh al malikul haqqul mubin” لا اله الا الله الملك الØÙ‚ المبين sebanyak seratus kali dibaca setiap pagi dan sore. Setiap fajar dan sehabis salat bacalah “Alhamdulillah wa subhanalloh wa la ilaha illalloh” sebanyak 33 kali. الØÙ…د لله Ùˆ Ø³Ø¨ØØ§Ù† الله Ùˆ لا اله الا الله Perbanyaklah membaca sholawat. Perbanyaklah membaca “la haula wala quwwata illa billah al aliyil azhim” لا ØÙˆÙ„ ولا قوة الا بالله العالي العظيم Bacalah doa “Ya Alloh cukupkanlah aku dengan yang halal dari yang haram, dan cukupkanlah pula aku dengan karunia-Mu dari menghajatkan kepada selain-MU”. Dibaca sebanyak tujuh puluh kali. Pujian-pujian sebagai berikut “antalloh al aziz al alhakim antalloh ala malikull quddus antalloh alhalimul karim”.
Imamal-Zarnuji menjelaskan metode belajar dalam kitabnya. Ada 13 pasal yang disebutkan olehnya dalam Ta'lîm al-Muta'allim, yaitu: Hakikat ilmu dan keutamaannya. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji membicarakan perihal kewajiban menuntut ilmu, dan tidak semua ilmu harus dipelajari. Karena yang wajib bagi mereka adalah Ilmul hâl, seperti ilmu
Terjemah Kitab Ta'lim Muta'alim Doc. Download dengan tombol di bawah. Ilmu adalah sangat penting karena ia sebagai sarana Kitab Tanbihul Muta'allim Pdf Download Terjemah Kitab PDF from terdiri dari tiga belas pasal Download kitab ta’limul muta’alim word dan pdf. Ilmu adalah sangat penting karena ia sebagai sarana Kitab Ta’lim Muta’alim Menuntut Ilmu Wajib Bagi Setiap Orang Tanpa Ada Batasan Waktu, Baik Itu Ilmu Agama Maupun Ilmu terjemah kitab ta'limul muta'alim terjemah kitab ta'lim muta'alim. Kamu dan kaf khitab mu ia juga jangan memanggil dengan namanya. Ilmu agama merupakan akar dari berbagai macam Yang Mempelajari Akhlak Menuntut ingin memiliki kitab makna pesantren lainnya, dalam bentuk pdf, anda bisa kunjungi toko فصل فى النية فى حال التعلم fasal tentang niat dalam mencari ilmu. Download dengan tombol di Kitab Ta Lim Muta daftar isi adabul alim wal muta allim. Itu tadi buku ta’limul muta’alim yang versi terjemahan bahasa indonesia, selanjutnya silahkan download yang versi tulisan bahasa arab. Semoga aplikasi ini bermanfaat bagi kita Opernah Diketahui Secara Pasti Kitab Ta'lim Muta'allim Ini Masuk Ke Negeri muta’allim “تعليم المتعلّم” judul Kitab ta’lim muta’alim dan terjemah. Andai kita gambarkan ilmu itu seperti sebuah bangunan rumah, maka ilmu Busana Muslim Doa Dan Wirid Hikmah Internasional Khutbah Konsultasi Syariah Kumpulan Kitab Lirik Nu Ramadhan Terjemah Tips Blogger Tokoh bagi anda yang ingin mendapatkan dan mempelajari kitab ini, berikut ini kami bagikan dua versi sekaligus, yang dapat anda download secara gratis Bab 1 babul awalawal, dalam bab ini menguraikan tentang keutamaan mempelajari dan mengajarkan ilmu serta keutamaan sebuah ilmu dan seorang ulama. Kitab ini saya beri nama ta’limul muta’alim thariqatta’allum. kitab mutaalim talim terjemah
dari kitab Ta'lim al-Muta'alim karya Al-Zarnuji, dan muncul nama M Ali Maghfur Syadzili Iskandar, dialah yang merangkum kitab Ta'lim Al-Muta'alim dengan nama kitab Alaalaa.
Download Ta’lim Muta’alim Kitab Ta’limul Muta’allim تعليم المتعلم merupakan salah satu kitab yang cukup populer di kalangan pesantren, bahkan menjadi kitab yang hampir dipastikan selalu menjadi kitab yang wajib ada dan wajib dikaji di pesantren. Selain karena bahasanya yang cukup ringan, kitab yang dikarang oleh Al-Imam Burhanuddin Az-Zarnuji atau lebih sering dikenal dengan sebutan Syekh Zarnuji ini penuh dengan nilai-nilai yang penuh hikmah bagi siapapun yang mempelajari kitab ini, khususnya bagi mereka yang sedang berada dalam fase thalabul ilmi atau mencari ilmu. Berikut ini 13 pasal atau bab yang terkandung dalam kitab Ta’lim Muta’allim Pertama, menerangkan hakikat ilmu, hukum mencari ilmu, dan keutamaannya. Kedua, niat dalam mencari ilmu. Ketiga, cara memilih ilmu, guru, teman, dan ketekunan. Keempat, cara menghormati ilmu dan guru. Kelima, kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-cita yang luhur. Download Juga Download Kitab Ihya’ Ulumuddin Keenam, ukuran dan urutannya. Ketujuh, tawakal. Kedelapan, waktu belajar ilmu. Kesembilan, saling mengasihi dan saling menasehati. Kesepuluh, mencari tambahan ilmu pengetahuan. Kesebelas, bersikap wara’ ketika menuntut ilmu. Keduabelas, hal-hal yang dapat menguatkan hafalan dan yang melemahkannya. Ketigabelas, hal-hal yang mempermudah datangnya rezeki, hal-hal yang menghambat datangnya rezeki, Hal-hal yang dapat memperpanjang dan mengurangi umur. Judul Ta’limul Muta’alim Versi Arab Asli Sinopsis Kitab Yang Mempelajari Akhlak Menuntut Ilmu Penulis Burhan al-Islam al-Zarnuji Format File PDF Download Ta’limul Muta’alim Tentang Kitab Ta’lim Muta’alim Kitab Ta’limul Muta’allim merupakan salah satu kitab tentang pendidikan yang dikarang oleh seorang ulama bernama Syekh Burhanuddin al-Islam Al-Zarnuji, seorang ulama yang hidup di pertengahan masa Daulah Abbasyiyah. Secara historis, belum ada keterangan yang valid berkenaan kapan beliau dilahirkan, sementara untuk waktu wafatnya, para peneliti berbeda pendapat, ada yang mengatakan syekh al-Zarnuji wafat pada tahun 1195 M, dan ada yang mengatakan tahun 1243 M. Namun yang jelas, Imam al-Zarnuji hidup pada masa-masa keemasan Islam, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan di masanya, tidak sejalan dengan konidisi akhlak / etika peserta didik Tholibul Ilm, Murid, Siswa. Hal inilah, yang menjadi salah satu faktor utama, beliau menyusun sebuah kitab yang menjelaskan tentang etika-etika seorang murid, siswa, orang yang mencari ilmu, dengan nama Kitab Ta’limul Muta’allim. Demikianlah ulasan tentang Download Ta’lim Muta’alim Navigasi pos
Isikitab Talim Muta'allim : Kitab Ta'lim karangan Imam al-Zarnuji berisi 13 pasal yang keseluruhan menjelaskan tentang metode belajar, yaitu : 1. Hakikat ilmu dan keutamaannya. "Carilah ilmu karena ilmu akan menjadi perhiasan bagi yang memilikinya." Berdasarkan sabda Nabi, menuntut ilmu itu hukumnya fardhu 'ain, namun tidak diwajibkan untuk
I IDENTITAS BUKU A. TERJEMAH TA’LIM MUTA’ALIM viii + 110 hl.; 14,5 x 20,1 cm Cetakan pertama, Ramadhan 1430 / September 2009 Cetakan kedua, Syawal 1433 / September 2012 Disusun oleh Syeikh Az-Zarnuji Penerjemah Abdul Kadir Aljufri Penyunting Husin Abdullah Idrus Hasan Pengatur dan Tata Letak Tim CM Grafika, Surabaya Desain Sampul Tim Grafis Mutiara Ilmu Diterbitkan oleh MUTARA ILMU Surabaya B. PANDUAN BELAJAR BAGI PENUNTUT ILMU viii + 137 hl.; 10,5 x 14,5 cm Cetakan pertama, 1426 H / 2005 M Judul Asli Ta’liim al-Muta’alim Thariiq al-Ta’allum Pengarang Syekh al-Zarnuji Alih Bahasa Abu Shofia & Ibnu Sanusi Editor A. Ma’ruf Ansori Setting & Layout Muh. Salafuddin Al-Qudsy Diterbitkan oleh PUSTAKA AMANI Jakarta Dalam kitab Ta’limul Muta’alim terdiri dari 13 pasal, diantaranya 1. Hakikat Ilmu, Hukum Mencari Ilmu dan Keutamaannya. 2. Niat Dalam Mencari Ilmu. 3. Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Ketekunan. 4. Cara Menghormati Ilmu dan Guru. 5. Kesungguhan Dalam Mencari Ilmu, Beristiqomah dan Cita-Cita Yang Luhur. 9. Saling Mengasihi dan Saling Menasehati. 10. Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan. 11. Bersikap Wara’ Ketika Menuntut Ilmu. 12. Hal-Hal Yang Dapat Menguatkan Hafalan dan Yang Melemahkannya. 13. Hal-Hal Yang Mempermudah Datangnya Rezeki dan Yang Menghambat Datangnya Rezeki, Yang Dapat Memperpanjang dan Mengurangi Umur. II RANGKUMAN PASAL I HAKIKAT ILMU, FIKIH DAN KEUTAMAANNYA Rosululloh SAW bersabda قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة “Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan.” Kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan tidak untuk segala macam ilmu, tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu haal ilmu yang menyangkut kewajiban sehari-hari sebagai muslim, seperti ilmu tauhid, akhlak dan fiqih. Sebagaimana diterangkan dalam hadits “Ilmu yang paling utama adalah ilmu haal dan amal yang paling utama adalah menjaga haal prilaku.” Keutamaan ilmu adalah sebagai peratara sarana menuju ketakwaan yang akan menyebabkan seseorang brhak mendapatkan kemuliaan disisi ALLOH SWT dan kebahagiaan yang abadi. Setiap orang Islam wajib mempelajari ilmu tentang segala etika akhlak, baik yang terpuji maupun yang tercala. D. Ilmu Yang Wajib Dipelajari Secara Kifayah dan Ilmu Yang Haram Dipelajari Mempelajari ilmu yang diperlukan pada saat-saat tertentu saja seperti salat jenazah dan dll. hukumnya fardhu di suatu daerah sudah ada orang yang mempelajari ilmu tersebut. Mempelajari ilmu nujum meramalkan suatu berdasarkan ilmu perbintangan dan astrologi hukumnya haram, sebab ilmu tersebut berbahya dan tidak bermanfaat, dan lari dari ketentuan dan takdir ALLOH SWT jelas tidak jika sebatas untuk mengetahui arah kiblat dan waktu salat, maka dipebolehkan. Adapun mempelajari ilmu kedokteran hukumnya jawaz diperbolehkan. Ilmu adalah suatu sifat yang dengannya dapat menjadi jelas pengertian suatu hal yang disebut. Ilmu fiqih adalah pengetahuan tentang kelembutan-kelembutan kedalaman ilmu. PASAL II NIAT DALAM MENCARI ILMU A. Pentingnya Niat Blajar Rosululloh SAW bersabda إنما الأعمال بالنيات “ Semua amal itu tergantung pada niatnya.” Niat seorang pelajar dalam menuntut ilmu harus ikhlas mengharap ridha ALLOH SWT, mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan, mencari kebahagiaan di akhirat menghilangkan kebodohan dirinya, dan orang lain menghidupkan agama, dan melestarikan Islam. B. Kelezatan dan Hikmah Ilmu Barang siapa yang telah dapat merasakan kelezatan ilmu dan pengamalannya, maka dia tidak akan tertarik dengan harta yang dimiliki orang lain. Para ahli ilmu ulama sebaiknya tidak merendahkan menghinakan dirinya dengan mengharapkan sesuatu yang tidak semestinya dan menghindari hal-hal yang dapat menghinakanilmu dan ahli ilmu. D. Saran Khusus Buat Pelajar Para pelajar seharusnya mendapatkan kitab wasiat yang ditulis oleh Abu Hanifah untuk Yusuf bin Khalid As-Simti ketika hendak pulang kepada keluarganya. PASAL III MEMILIH ILMU, GURU, TEMAN BELAJAR DAN TEKUN DALAM MENIMBA ILMU A. Syarat-syarat Ilmu Yang Dipilih Para pelajar hendaknya memilih ilmu yang terbaik baginya dan ilmu yang dibutuhkannya dalam urusan agama pada masa sekarang, lalu ilmu yang dibutuhkannya pada masa mendatang. Sebaiknya seorang pelajar memprioritaskan pada ilmu tauhid dan mengenal ALLOH dengan dalil-dalilnya. Para ulama berkata tetaplah kalian pada ilmunya para nabi ilmu agama, dan tinggalkanlah ilmu-ilmu yang baru ilmu debat yang mucul setelah meninggalnya para ulama. B. Cara Memilih Guru Atau Kiai Sebaiknya memilih orang yang lebih alim pandai, yang bersifat wara’ menjaga harga diri, dan yang lebih tua. Para pelajar sebaiknya memilih orang yang tekun belajar, bersifat wara’ dan berwatak istiqomah lurus dan mudah paham tanggap.Hindarilah orang malas, penganggur, pembual, suka berbuat onar dan suka memfitnah. D. Sabar Dan Tekun Dalam Belajar Seorang pelajar harus berani bertahan dan bersabar dalam belajar kepada seorang guru dan mempelajari sebuah kitab, jangan sampai meninggalkannya sebelum tamat selesai. Tidak berpindah dari satu guru ke guru yang lain dan dari satu ilmu ke ilmu yang lain sebelum benar-benar memahaminya dengan yakin,tidak berpindah dari suatu daerah ke daerah yang lain tampa kecuali bila terpaksa. PASAL IV PENGHORMATAN TERHADAP ILMU DAN ORANG ALIM Pelajar tidak dapat meraih ilmu dan memanfaatkan ilmunya kecuali dengan menghormati ilmu dan ahli ilmu serta menghormati dan mengagungkan gurunya. Salah satu cara menghormati guru ialah tidak berjalan kencang di depannya, tidak duduk ditempatnya, tidak mulai percakapannya kecuali atas izinnya, tidak banyak bicara dihadapan guru, tidak menanyakan sesuatu ketika ia sudah bosan, menjaga waktu dan tidak mengetuk pintu rumah atau kamarnya, tetapi harus menunggu sampai beliau keluar, menghormati anak-anaknya dan orang yang mempunyai hubungan keabat dengannya. Seorang pelajar sebaiknya tidak memegangkitab kecuali dalam keadaan suci dari hadas, tidak menyelonjorkan kaki kearah kitab, hendaknya kitab tafsir diletakan diatas kitab-kitab yang lain dan tidak meletakkan sesuatu diatas kitab, hendaknya menulis pada kitab dengan baik, jelas dan tidak kabur, tidak membuat catatan pinggir yang mengaburkan kitab, kecuali dalam keadaan terpaksa, sebiknya tidak memakai tinta merah dalam menulis kitab karena hal itu kebiasaan para filosof bukan kebiasaan ulama salaf. Termasuk menghormati ilmu adalah menghormati teman dan orang yang pelajar harus saling mengasihi dan menyayangi apalagi kepada guru, supaya ilmunya berpaedah dan diberkati. Hendaknya para pelajar mendengarkan ilmu dan hikmah dengan rasa hormat, sekalipu sudah pernah mendengarkan suatu masalah dan kalimat tersbut seribu kali. E. Jangan Memilih Ilmu Sendiri Seorang pelajar sebaiknya tidak memilih sendiri bidang ilmu yang akan ditekuninya, tetapi harus menyerahkan kepada guru untuk memilihnya. Karena guru lebih tahu mana ilmu yang cocok dengan watak atau kecenderungan muridnya. Seorang pelajar sebaiknya tidak duduk dekat gurunya pada saat belajar kecuali darurat. F. Menghindri Akhlak Tercela Seorang pelajar sebaiknya menghindari perilaku yang tercela. PASAL V KESUNGGUHAN DALAM MENCARI ILMU, BERISTIQOMAH DAN CITA-CITA YANG LUHUR Pera pelajar harus bersungguh-sungguh dan tekun dalam belajar. Firman ALLOH SWT dalam QS. Al-Ankabut 69. والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا “ Dan orang-orang yang berjihad atau bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan-Ku, maka benar-benar aku akan tunjukan mereka kepada jalan-jalan menuju keridhaan-Ku.” B. Kontinuitas dan Mengulang Pelajaran Pelajar harus mengulang-ngulang pelajarannya pada awal malam dan akhir antara Isya dan waktu sahur. Para pelajar tidak boleh terlalu memaksa diri hingga melebihi kekuatannya. Karena akan melemahkan tubuhnya. Para pelajar harus memiliki cita-cita yang luhur dalam berilmu, karena merupakan modal utama untuk mencapai sesuatu. E. Sebab-sebab Rasa Malas Rasa malas ditimbulkan oleh dahak dan karena kebanyakan kadar air. Cara menanggulanginya dengan mengurangi makan, bersiwak dan makan roti kering. PASAL VI LANGAH AWAL, UKURAN DAN TATA CARA BELAJAR A. Tahap Awal dan Ukuran Belajar Dalam Hadis Nabi ما من شيئ بدئ يوم الأربعاء إلا وقد تم “Tidak ada sesuatu yang dimulai pada hari Rabu kecuali akan menjadi sempurna.”Karena hari Rabu adalah hari dimana cahaya Nur diciptakan. Ukuran dalam belajar bagi orang yang baru memulai, dalam keterangan dikatakan bahwa “Guru-guru kami berpendapat bahwa sebaiknya ukuran pelajaran bagi tingkat dasar adalah sesuatu yang kira-kira dapat dikuasai dengan mengulanginya dua kali, kemudian setiap hari ditabahkan kalimat demi kalimat.” B. Tingkat Pelajaran dan Usaha Memahaminya Dalam memulai pelajaran, sebaiknya diawali dengan sesuatu yang mudah dipahami kemudian membuat catatan sendiri mengenai pelajaran yang dipahaminya dan disertai dengan berdoa kepada ALLOH SWT. Para pelajar harus saling mengingatkan pelajaran mudzakarah,berdiskusi munazharah, dan memecahkan masalah bersama mutharahah dengan penuh kesadaran, tenang dan penuh penghayatan, hindarilah keonaran. D. Berpikir dan Berbicara Tepat Para pelajar harus menggunakan seluruh waktunya untuk merenungkan kedalaman ilmu dan membiasakannya. Sebelum berbicara, santri haruslah berpikir dulu, agar apa yang diucapkan benar. E. Pembiayaan Untuk Ilmu dan Bersyukur Barang siapa berharta banyak, maka sebaik-baik harta yang dimiliki orang soleh, ialah harta yang dihabiskan untuk menutut ilmu. Para pelajar harus senantasa bersyukur kepada ALLOH dengan ungkapan lisan, hati, tindakan anggota badan dan mendermakan hartanya serta berpandang bahwa pemahaman, pengetahun, dan pertolongan itu semuanya dating dari ALLOH SWT. Barang siapa memiliki harta kekayaan, maka janganlah kikir. Rosululloh SAW. Bersabda أي دواء أدوأ من البخل “Adakah penyakit yang lebih parah daripada kekikiran.” Para santri harus rajin membeli kitab, dan menyuruh oraang lain menuliskan kitab, karena hal ini dapat membantu mempermudah mengaji dan belajar ilmu fiqih. G. Belajar Keterampilan dan Mengukur Kemampuan Para pelajar pada masa lalu lebih dahulu mempelajari cara bekerja kemudian mencariilmu, kemudian mereka tidak tamak mengharap harta orang lain. Para pelajar seharusnya tidak berharap kecuali kepada tidak takut kecuali kepada-Nya. Para pelajar sebaiknya mempelajari ulang pelajaran yang lalu dengan cara sebagai berikut ü Pelajaran yang lalu kemarin lima kali. ü Pelajaran dua hari yang lalu empat kali. ü Pelajaran tiga hari yang lalu tiga kali. ü Pelajaran empat hari yang lalu dua kali. ü Pelajaran Lima hari yang lalu satu kali. Para pelajar harus membiasakan membaca pelajaran dengan penuh usah memaksakan diri, supaya tidak cepat bosan. PASAL VII BERTAWAKKAL A. Rezeki Dan Urusan Dunia Para pelajar diharuskan bertawakkal berserah diri kepada ALLOH di dalam menuntut ilmu. Ia tidak perlu merasa susah karena masalah rezeki dan hatinya jangan selalu disibukkan dengan urusan tersebut. Orang yang berakal tidak akan gundah memikirkan urusan dunia, karena kegundahan dan kesedihan tidak akan dapat meghindarkan musibah dan tidak akan memberikan manfaat. Seorang pelajar harus sanggup menanggung segala kesulitan dan keprihatinan pada saat merantau mencari ilmu. Sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Musa as. Saat bepergian mencari ilmu dan ucapan ini tidak pernah terdengar darinya dalam masalah selain bepergian mencari ilmu. “Sungguh benar-benar aku telah menemui kesulitan dalam perjalanan ini.” C. Menggunakan Seluruh Waktu Buat Ilmu Para pelajar hendaknya tidak memanfaatkan waktu dengan sesuatu apapun kecuali hanyaa untuk ilmu. Imam Muhammad berkata “Sesungguhnya pekerjaan kami menuntut ilmu ini sejak dari buaian hingga liang kubur. Seseorang yang meninggalkan ilmu kami ilmu fiqih sesaat saja, maka dia akan tertinggal sepanjang hidupnya.” PASAL VIII MASA BELAJAR Dikatakan bahwa وقت التعلم من المهد إلى اللحد “Masa belajar adalah semenjak dalam buaian hingga masuk liang lahat.” Masa terbaik untuk belajar adalah ketika muda. Waktu paling baik untuk belajar yaitu saat-saat menjelang subuh dan waktu antara magrib dan isya. Yang terbaik adalah menghabiskan seluruh waktu untuk belajar. Apabila merasa jenuh menghadapi satu ilmu untuk dipelajari, maka beralihlah kepada ilmu yang lain. PASAL IX KASIH SAYANG DAN NASEHAT Sebagai ahli ilmu hendaklah memiliki kasih sayang, bersedia memberi nasehat tanpa disertai rasa hasud dengki, karena rasa hasud tidak ada manfaatnya. Para pelajar sebaiknya tidak melibatkan diri dalam permusuhan dengan seseorang, karena akan menyia-nyiakan waktu juga berakibat membuka aib. Berusahalah menahan diri dan bersabar dalam menghadapi orang-orang dungu. Nabi Isa putra Maryam berkata “Betahanlah menghadapi ejekan orang yang bodoh satu kali, niscaya kamu akan beruntung sepuluh kali.” C. Tidak Berprasangka Buruk Jauhilah berprasangka buruk kepada sesama orang mukmin, karena hal itu sumber permusuhan dan tidak dihalalkan. Rosululloh SAW bersabda ظنوا بالمؤمنين خيرا “Berprasangka baiklah terhadap orang mukmin.” PASAL X MEGAMBIL PELAJARAN A. Memanfaatkan Waktu Belajar Mengambil pelajaran istifadah bagi pelajar haruslah dilakukan disetiap saat hingga memperoleh kemuliaan, dengan cara selalu menyediakan alat tulis untuk mencatat segala pengetahuan yang baru didapatkan. Sebaikhya maanfaatkanlah setiap waktu dan jangan sia-siakan, lebih-lebih pada malam hari dan pada saat sepi. B. Mengambil Pelajaran Dari Orang Yang Lebih Tua Seorang pelajar hendaknya mau mengambil pelajaran dari orang yang lebih tua dan tidak mengabaikan mereka. C. Prihatain dan Rendah Di Mata Manusia Suatu keharusan bagi pelajar untuk menanggung derita selama menuntut ilmu. Bercumbu rayu itu terlarang kecuali dalam rangka menuntut ilmu. Karena merupakan sutu keharusan bagi para pelajar untuk bercumbu rayu mempertajam ilmu dengan guru, teman dan yang lain untuk mengambil pelajaran dari mereka. PASAL XI WARA’ PADA MASA BELAJAR Rosululloh SAW bersabda من لم يتورع فى تعلمه ابتلاه الله تعالى بأحد ثلاثة أشياء إما أن يميته فى شبابه، أو يوقعه فى الرساتيق، أو يبتليه بخدمة السلطان “Barang siapa tidak berlaku wara’ ketika belajar ilmu, maka dia akan diuji oleh ALLOH dengan salah satu dari tiga perkara Adakalanya ia dimatikan ketika muda, ditempatkan bersama orang-orang bodoh, atau diuji menjadi pelayan para penguasa.” Diantara perbuatan wara’ yaitu menjauhkan diri dari golongan yang berbuat kerusakan, maksiat dan penganggur, menjauhkan dari perut kenyang, banyak tidur dan banyak bicara yang tidak ada gunanya. Hendaknya menjauhi makanan pasar, karena dikhawatirkan najis dan kotor, dapat menjauhkan diri dari ingat kepada ALLOH dan lebih ingat kepada kelalaian. Seorang pelajar hendaknya menghadap kiblat ketika belajar, selalu mengerjakan sunnah Nabi SAW, mengikuti ajaran para pendukung kebaikan, dan menghindari ajaran orang-orang yang berbuat lalim. C. Berpedoman Pada Moral dan Sunnah Seorang pelajar hendaknya tidak mengabaikan disiplin moral dan sunnah. Barang siapa yang meninggalkan disiplin moral, maka akan terhalang dari yang sunnah dan barang siapa yang mengabaikan yang sunnah maka ia terhalang dari yang wajib, sehingga ia terhalang pula dari akhirat. Hendaknya memperbanyak melakukan shalat sebagaimana salatnya orang-orang yang khusyu, karena hal ini sangat menunjang kesuksesan belajar. Seorang pelajar harus selalu membawa buku dalam keadaan bagaimanapun, agar bisa menelaahnya. Dikatakan من لم يكن الدفتر فى كمه لم تثبت الحكمة فى قلبه “Barang siapa yang tidak ada buku dalam sakunya, maka ia tak menyimpan hikmah dalam hatinya.” PASAL XII SEBAB-SEBAB HAPAL DAN LUPA Hal-hal yang berperan menujang hapalan adalah kesungguhan, terus menerus, sedikit makan, membaca Al-Quran dan shalat dimalam hari. Membaca Al-Quran dengan melihat tidak dengan hapalan adalah lebih utama. Sebagaimana sabda Nabi SAW أعظم أعمال أمتى قراءة القرآن نظرا “Ibadah yang paling utama dari umatku adalah membaca Al-Quran dengan melihat.” Cara lain untuk menguatkan hapalan yaitu ketika akan mengaji kitab membaca doa. Kemudian perbanyaklah membaca solawat kepada Nabi SAW. Karena solawat adalah zikir untuk seluruh alam. Bersiwak, mnium madu, makan kandar hanya ada di Turky yang dicampur dengan gula dan makan anggur merah kering 21 biji setiap hari ketika merasa lapar. Yang dapat menyebabkan lupa antara lain Banyak berbuat maksiat, banyak dosa, khawatir dan disibukkan oleh urusan dunia. Beberapa hal yang menyebabkan lupa antara lain, makan ketumbar, melihat salib, membaca tulisan pada nisan, berjalan diantara iringan-iringan unta, membuang ketombe yang masih hidup ke tanah, dan berbekam pada tengkuk. PASAL XIII HAL-HAL YANG MENDATANGKAN DAN YANG MENJAUHKAN REZEKI’ YANG MENAMBAH DAN MEMPERPANJANG UMUR A. Yang Menjauhkan Rezeki Rosululloh SAW bersabda “Tidak dapat menolak takdir kecuali doa. Dan tidak dapat menambah usia kecuali berbuat baik. Maka sesungguhya orang laki-laki bisa terhalang rezekinya karena dosa yang diperbuatnya.” Hadis ini menunjukan bahwa perbuatan dosa itu dapat menyebabkan terhalangnya rezeki, khususnya dosa akibat berdusta. Tidur di waktu subuh, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam ilmu. Tidur dengan telanjang, kencing dengan telanjang, makan dalam keadaan junub, makan ketika junub, membiarkan makanan yang terjatuh, membakar kulit bawang merah dan putih, menyapu lantai rumah dengan kain, menyapu rumah pada malam hari, membiarkan sampah didalam rumah, berjalan didepan orang tua, memanggil kedua orang tua dengan namanya, membersihkan makanan yang tersisa di sela-sela gigi dengan benda kasar, membersihkan tangan dengan lumpur, tanah atau debu, duduk diambang pintu, bersandar pada salah satu daun pintu, wudhu di tempat istirahat, menjahit baju yang sedang dikenakan dipakai, menyela wajah dengan baju, membiarkan sarang laba-laba didalam rumah, mengabaikan salat, cepat-cepat keluar dari mesjid setelah salat subuh, terlalu pagi pergi ke pasar, membeli roti dari orang fakir yang mengemis, mendoakan jelek pada anak, tidak menutup bejana, dan memadamkan lampu dengan meniup, menulis dengan pena yang rusak, menyisir rambut dengan sisir yang rusak, tidak mendoakan baik kepada kedua orang tua, mengenakan surban dengan duduk, mengenakan celana dengan berdiri, kikir, terlalu hemat, berlebih-libihan, malas, menunda-nunda dan menyepelekan segala urusan. B. Yang Mendatangkan Rezeki Rosululloh SAW bersabda “Memohonlah kalian akan turunnya rezeki dengan bersedekah.” Bangun di waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat menambah nikmat, terutama rezeki. Menulis dengan baik, berwajah ramah dan berkata baik akan menambah banyak rezeki. Sebab-sebab yang kuat dan luhur agar mudah mendapatkan rezeki adalah menegakkan salat dengan penuh hormat, khusyu’ dengan menyempurnakan rukun, wajib, sunat, dan disiplin moral adab solat dhuha, dinjurkan pula membaca surat Al-Waqi’ah terutama pada malam hari di saat orang tidur, membaca surat Al-Mulk, Al-Muzammil, Al-Lail dan Al-Insyirah. Sebab lain yang dapat mempermudah datang rezeki adalah datang ke masjid sebelum azan, selalu suci dari hadas, salat sunat sebelum subuh, salat witir di rumah, tidak memperbincangkan masalah dunia setelah salat witir, tidak sering bergaul dengan wanita kecuali ketika perlu, tidak membual untuk agama dan dunianya. C. Yang Memperpanjang Umur Yang dapat meyebabkan umur pajang, yaitu takwa, tidak menyakiti, hormat kepada orang yang tua dan menyambung kekerabatan silaturahmi. Hendaklah tidak menebang pepohonan yang hidup kecuali karena terpaksa, berwudhu dengan sempurna, salat dengan penuh penghormatan, melakukan haji Qiran, dan menjaga kesehatan. III ANALISIS Dari ke tiga belas pasal diatas ada diantaranya yang berkaitan dengan etika, yakni 1. Pasal ke II, Niat dalam mencari Ilmu. 2. Pasal ke III, Cara memilih ilmu, guru, teman, dan ketekunan. 3. Pasal ke IV, Cara Menghormati ilmu dan guru. 4. Pasal ke V, Kesungguhan dalam mencari ilmu, beristikomah dan cita-cita yang luhur. 5. Pasal ke VI, Ukuran dan urutannya. 6. Pasal ke VII, Tawakal. 7. Pasal ke VIII, Waktu belajar ilmu. 8. Pasal ke IX, Saling mengasihi dan saling menasehati. 9. Pasal ke X, Mencari tambahan ilmu pengetahuan. 10. Pasal ke XI, Bersikap wara’ ketika menuntut ilmu. Dari pasal-pasal ini khusunya berkaitan dengan etika seorang pelajar. Adapun pembahasan etika seorang guru terdapat di pasal II dalam pembahasan PANTANGAN AHLI ILMU yang isinya sebagai berikut “Para ahli ilmu sebaiknya tidak merendahkan menghinakan dirinya dengan mengharapkan sesuatu yang tidak semestinya dan menghindari hal-hal yang dapat menghinakan ilmu dan ahli ilmu.” IV KESIMPULAN Buku Ta’limul Muta’allim berisi 13 pasal yang didalamnya memuat tentang panduan, etika dan tata cara bagi para pelajar dalam menuntut ilmu, yakni mulai proses awal sebelum menuntut ilmu, selama masa belajar, dan cara yang harus ditempuh oleh pelajar untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.
Ditulis dalam kitab Ta'lim Muta'alim; dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa syarat untuk mendapatkan suatu ilmu terdiri dari 6 perkara: اٙلٙالٙا تٙنٙالُ الْعِلْمٙ اِلّٙا بِسِتّٙةٍ. سٙاُنْبِكٙ عٙنْ مٙجْمُوْعِهٙا بِبٙيٙانٍ
. lx32rmevt7.pages.dev/393lx32rmevt7.pages.dev/89lx32rmevt7.pages.dev/396lx32rmevt7.pages.dev/358lx32rmevt7.pages.dev/151lx32rmevt7.pages.dev/184lx32rmevt7.pages.dev/1lx32rmevt7.pages.dev/151lx32rmevt7.pages.dev/84
rangkuman kitab ta lim muta alim